Cari Blog Ini

Rabu, 30 November 2011

Bakteri :)

TUGAS MIKROBIOLOGI PERTANIAN
TENTANG MIKROBIA (BAKTERI)
Oleh
Nama   : Essy Novita Sari
Nim     : 05101007066
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2011
Bakteri yang menguntungkan:
1.     1.      Streptococcus thermophllus
Klasifikasi:
Kingdom         : Bacteria
Divisi               : Fimicutes
Kelas               : Bacilli
Order               : Lactobacillales
Family             : Streptococcaceae
Genus              : Streptococcus
Spesies            : S. salivarius
Subspesies       : S. salivarius subsp. thermophilus
Streptococcus thermophilus adalah bakteri anaerob fakultatif gram positif. Bakteri ini tidak membentuk spora dan homofermentatif. Streptococcus thermophilus ditemukan di susu dan produk susu. Bakteri ini bukanlah probiotik karena tidak bertahan hidup di perut
S. thermophilus memiliki bentuk sel yang bulat atau elips dengan diameter 0,7-0,9 run, tumbuh secara berpasangan atau berbentuk rantai pendek. Suhu pertumbuhan optimum untuk S. thermophilus adalah 37-42°C.
S. thermophilus merupakan bakteri gram positif, katalase negatif, tidak berspora, uniseluler, anaerob, heterotropik, tumbuh baik pada media berisi karbohidrat dan ekstrak yeast. Tumbuh optimum pada pH 6,5 dan akan terhenti pertumbuhanrya pada pH 4,2-4,4.
S. thermophilus memfermentasi gula terutama menjadi asam laktat, dan karena itu ia termasuk golongan bakteri asam laktat. la merupakan salah satu dari dua bakteri yang dibutuhkan untuk memproduksi yogurt dan susu fermentasi lainnya, dan memiliki peran penting terutama dalam pembentukan tekstur dan citarasa yogurt.
1.     Lactobacillus bulgaricus
klasifikasi:
Kingdom         : Bacteria
Divisi               : Fimicutes
Kelas               : Bacilli
Order               : Lactobacillales
Family             : Lactobacillaceae
Genus              : Lactobacillus
Spesies            : L. delbrueckii
Subspesies : bulgaricus
Bakteri ini ditambahkan pada susu dan menghasilkan asam laktat yang juga membantu mengawetkan susu. Bakteri ini memecah laktosa sehingga sangat membantu untuk penderita intoleransi laktosa. Selama fermentasi, bakteri ini menghasilkan asetaldehid yang memberi aroma pada yoghurt.
Lb. bulgaricus berbentuk seperti tangkai yang panjang dengan panjang dan memiliki kecenderungan membentuk formasi untaian panjang. Suhu pertumbuhan optimum untuk Lb.bulgaricus pada 42-45°C.
Lb. bulgaricus merupakan bakteri gram positif; katalase negatif, tidak berspora, uniseluler, anaerob, heterotropik, tumbuh baik pada media berisi karbohidrat dan ekstrak yeast. Tumbuh optimum pada pH 5,5 dan akan terhenti pertumbuhannya pada pH 3,5-3,8.
Lb. bulgaricus juga memfermentasi gula terutama menjadi asam laktat, dan karena itu ia termasuk golongan bakteri asam laktat. Ia merupakan salah satu dari dua bakteri yang dibutuhkan untuk memproduksi yogurt dan susu fermentasi lainnya, dan memiliki peran penting dalam pengembangan kualitas organoleptik, higienis dan probiotik produk-produk tersebut.
3.    Lactobacillus casei
klasifikasi:
Kingdom         : Bacteria
Divisi               : Fimicutes
Kelas               : Bacilli
Order               : Lactobacillales
Family             : Lactobacillaceae
Genus              : Lactobacillus
Spesies            : L. caseii
Lactobacillus caseii ialah mikroorganisme yang anaerob yang dapat ditemukan dalam mulut dan usus manusia. Bakteri ini memiliki jangakuan pH dan temperatur yang lebar serta mendukung pertumbuhan L. acidophilus yang merupakan penghasil enzim amilase. Bakteri ini dapat meningkatkan kualitas pencernaan, mengurangi intoleransi laktosa dan sembelit.
            Lactobacillus casei adalah genus bakteri gram-positif, anaerobik fakultatif atau mikroaerofilik. Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari kelompok bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena kebanyakan anggotanya dapat merubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat. Kebanyakan dari bakteri ini umum dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Dalam manusia, bakteri ini dapat ditemukan di dalam vagina dan sistem pencernaan, dimana mereka bersimbiosis dan merupakan sebagian kecil dari flora usus. Banyak spesies dari Lactobacillus memiliki kemampuan membusukkan materi tanaman yang sangat baik. Produksi asam laktatnya membuat lingkungannya bersifat asam dan mengganggu pertumbuhan beberapa bakteri merugikan. Beberapa anggota genus ini telah memiliki genom sendiri.
Bakteri ini berukuran 0,7 – 1,1 x 2,0 – 4,0 µm dan merupakan bakteri yang penting dalam pembentukan asam laktat. Seperti bakteri asam laktat lain, Lactobacillus casei toleran terhadap asam, tidak bisa mensintesis perfirin, dan melakukan fermentasi dengan asam laktat sebagai metabolit akhir yang utama. Bakteri ini membentuk gerombolan dan merupakan bagian dari spesies heterofermentatif fakultatif, dimana bakteri ini memproduksi asam laktat dari gula heksosa dengan jalur Emblen-Meyerlhof dan dari pentose dengan jalur 6-fosfoglukonat, fosfoketolase. pertumbuhan Lactobacillus casei pada suhu 15oC, dan membutuhkan riboflavin, asam folat, kalsium pantotenat, dan faktor pertumbuhan lain.
Lactobacillus casei adalah spesies yang mudah beradaptasi, dan bisa diisolasi dari produk ternak segar dan fermentasi, produk pangan segar dan fermentasi. Dari segi industrial, Lactobacillus casei mempunyai peran dalam probiotik manusia, kultur starter pemroduksi asam untuk fermentasi susu, dan kultur khas untuk intensifikasi dan akselerasi perkembangan rasa dalam varietas keju yang dibubuhi bakteri.
Lactobacillus casei diduga dapat mengontrol organisme yang dapat menimbulkan efek toksik di dalam saluran pencernaan manusia, diantaranya yaitu Escherichia coli. Lactobacillus casei adalah suatu jasad renik jenis temporer penghasil asam laktat, Lactobacillus casei dapat ditemukan di mulut dan di usus manusia. Selain itu bakteri Lactobacillus casei dapat menghalangi pertumbuhan H. pylori, dan membantu microflora di usus besar.
1.     Rhizobium leguminosarum
Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium cenderung membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium adalah organotrof, aerob, tidak berspora, pleomorf, gram negatif dan berbentuk batang. Bakteri rhizobium mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik khususnya yang mengandung ragi atau kentang. Pada suhu kamar dan pH 7,0 – 7,2.
Morfologi Rhizobium dikenal sebagai bakteroid. Rhizobium menginfeksi akar leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose.
Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar leguminoceae mengambil nitrogen langsung dari udara dengan aktifitas bersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawaan nitrogen seperti asam-asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan, bakteri dan tanak disekitarnya. Baik bakteri maupun legum tidak dapat menambat nitrogen secara mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan nitrogen tidak terdapat dalam tanah legum tersebut akan mati. Bakteri Rhizobium hidup dengan menginfeksi akar tanaman legum dan berasosiasi dengan tanaman tersebut, dengan menambat nitrogen.
1.     Eschereria coli
Bakteri Eschereria coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
1.     Azotobacter chlorococcum
Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum. Hidupnya parasit yaitu menempel pada inangnya yaitupada akar tanaman leguminosa (kacang-kacangan). Ciri-ciri yang dimiliki oleh bakteri kelas Azotobacteraceae adalah sel berbentuk batang, hidup bebas di dalam tanah, mirip sel khamir, dan pada kondisi aerob dapat menambat N2.
1.     Nitrosococcus, Nitrosomonas
Berpernan dalam membuat nitrit dari amoniak. Nitrit dapat dipergunakan oleh genus bakteri yang lain untuk memperoleh energi. Oksidasi amoniak menjadi nitrit dan oksidasi nitrit menjadi nitrat berlangsung di dalam lingkungan yang aerob. Peristiwa seluruhnya disebut nitrifikasi. Pengoksidasian nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter.
Proses nitrifikasi ini dapat ditulis sebagai berikut:
2NH3 + 3O2 Nitrosomonas, Nitrosococcus 2HNO2 + 2H2O + energi
2HNO2 + O2 Nitrobacter 2HNO3 + energi
Selain itu, mikroorganisme ini juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk alami, yang akan mendekomposisi sampah-sampah organik menjadi materi inorganik sehingga dapat mengurangi kuantitas sampah, menyuburkan tanah dan dapat menjadi sumber nutrisi bagi tumbuhan.
1.     Bacillus polymyxa
Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif
1.     Bacillus subtilis
Bacillus subtilis termasuk jenis Bacillus. Bakteri ini termasuk bakteri gram positif, katalase positif yang umum ditemukan di tanah. Bacillus subtilis mempunyai kemampuan untuk membentuk endospora yang protektif yang memberi kemampuan bakteri tersebut mentolerir keadaan yang ekstrim. Tidak seperti species lain seperti sejarah, Bacillus subtilis diklasifikasikan sebagai obligat anaerob walau penelitian sekarang tidak benar. Bacillus subtilis tidak dianggap sebagai patogen walaupun kontaminasi makanan tetapi jarang menyebabkan keracunan makanan. Sporanya dapat tahan terhadap panas tinggi yang sering digunakan pada makanan dan bertanggung jawab terhadap kerusakan pada roti.
Bacillus subtilis selnya berbentuk basil, ada yang tebal dan yang tipis. Biasanya bentuk rantai atau terpisah. Sebagian motil dan adapula yang non motil. Semua membentuk endospora yang berbentuk bulat dan oval.  Baccillus subtlis merupakan jenis kelompok bakteri termofilik yang dapat tumbuh pada kisaran suhu 45 °C – 55 °C dan mempunyai pertumbuhan suhu optimum pada suhu 60 °C – 80 °.
Bacilus Subtilis ini awalnya bernama Vibro subtilis oleh Christian Gottfried Ehrenberg pada tahun 1835. Kemudian nama bacillus subtilis dikenalkan oleh Ferdinand Cohn pada 1872. B. subtilis telah digunakan sepanjang 1950 sebagai alternatif dari obat karena efek immunostimulatory sel dari masalah, yang pada pencernaan telah ditemukan secara signifikan untuk kekebalan aktivasi antibodi spesifik GM, IgG ,dan Iga keluarnya. Bakteri ini dipasarkan di seluruh Amerika dan Eropa dari 1946 sebagai immunostimulatory bantuan dalam usus dan perawatan dari penyakit urinary tract seperti Rotavirus dan Shigella, tetapi ditolak popularitasnya setelah pengenalan konsumen antibiotik murah walaupun kurang menyebabkan reaksi alergi kesempatan yang cukup rendah dan racun normal flora usus.
B. subtilis tidak dianggap sebagai manusia pathogen; dapat mencemari makanan tetapi jarang menyebabkan keracunan makanan. B. subtilis produces the proteolytic enzyme subtilisin . B. subtilis menghasilkan enzim proteolytic yang subtilisin. B. subtilis spores dapat hidup yang ekstrim pemanasan yang sering digunakan untuk memasak makanan, dan bertanggung jawab untuk menyebabkan kekentalan yang lengket, membenang konsistensi yang disebabkan oleh bakteri produksi panjang rantai polysaccharides dan manja dalam adonan roti.
B. subtilis dapat membagi asymmetrically, memproduksi sebuah endospore yang tahan terhadap faktor lingkungan seperti panas, asam, dan garam, yang dapat berada di dalam lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Endospore adalah yang dibentuk pada saat gizi stres, memungkinkan organisme untuk terus berada di dalam lingkungan sampai kondisi menjadi baik. Sebelum proses untuk menghasilkan spora bakteri melalui proses produksi flagella dan mengambil DNA dari lingkungan.
B. subtilis terbukti untuk manipulasi genetik, karena itu telah menjadi banyak diadopsi sebagai model organisme untuk penelitian laboratorium, terutama dari sporulation, yang merupakan contoh sederhana dari diferensiasi selular. Hal ini juga sangat flagellated, yang memberikan B. subtilis kemampuan untuk bergerak sangat cepat.
B. subtilis memiliki sekitar 4.100 gen. Dari jumlah tersebut, hanya 192 yang ditampilkan. Mayoritas gen yang penting dalam kategori domain relatif sedikit dari metabolisme sel, dengan sekitar separuh yang terlibat dalam pengolahan informasi, satu-kelima yang terlibat dalam sintesis dari sel amplop dan penentuan bentuk dan divisi sel, dan satu-kesepuluh yang berkaitan dengan sel energetika.
Aplikasi bakteri ini dalam industry cukup banyak. Bacillus subtilis merupakan salah satu yang paling banyak digunakan untuk produksi enzymes dan bahan kimia khusus. Aplikasi industri termasuk produksi amylase, protease, inosine, ribosides, dan asam amino. Selain itu, aplikasinya banyak sekali. Enzymes diproduksi oleh B. subtilis dan B. licheniformis secara luas digunakan sebagai tambahan dalam laundry deterjen. Kemudian bakteri ini dapat memainkan peran dalam pengamanan limbah radionuclide [misalnya Thorium (IV) dan Plutonium (IV)] pembuangan dengan mengikat proton properti dari permukaan.
Keguanaan lain bakteri ini cukup banyak sekarang dangan berkembangnya teknologi. B. subtilis strain QST 713 (dipasarkan sebagai QST 713 atau serenade) memiliki alam berhubung dgn fungisida aktivitas, dan bekerja sebagai agen kontrol biologi. populer di seluruh dunia sebelum pengenalan konsumen antibiotik immunostimulatory sebagai agen untuk membantu perawatan gastrointestinal dan penyakit urinary tract. Hal ini masih banyak digunakan di Eropa Barat dan Timur Tengah sebagai alternatif obat. dapat dikonversi menjadi peledak berbahaya compounds dari nitrogen, karbon dioksida, dan air. recombinants B. subtilis str. pBE2C1 dan B. subtilis str. pBE2C1AB digunakan dalam produksi polyhydroxyalkanoates (PHA) dan agar mereka dapat menggunakan gandum terendam air limbah sebagai sumber karbon untuk menurunkan biaya produksi PHA.
1.     Streptomyces griseus
Streptomyces adalah bakteri gram positif yang menghasilkan spora yang dapat ditemukan di tanah. Bakteri ini nonmotil dan berfilamen. Selain ditemukan pada tanah, bakteri ini juga dapat ditemukan pada tumbuhan yang membusuk. Streptomyces dikenal juga karena memproduksi senyawa volatil yaitu Geosmin yang memiliki bau khas pada tanah. Streptomyces termasuk ke dalam golongan Actinomyces yaitu bakteri yang memiliki struktur hifa bercabang menyerupai fungi dan dapat menghasilkan spora.
Karakteristik
Karateristik Streptomyces yang lain adalah koloni mereka yang keras, berbulu dan tidak/jarang berpigmen. Streptomyces adalah organisme kemoheteroorganotrof yaitu organisme yang mampu menggunakan materi organik yang kompleks sebagai sumber karbon dan energi. Materi yang mereka dapatkan berasal dari degradasi molekul ini di dalam tanah. Karena sifat ini bakteri ini penting untuk menjaga tekstur dan kesuburan tanah. Bakteri ini memiliki suhu optimal untuk pertumbuhan pada 25oC dan pH 8-9.
Streptomyces jarang bersifat patogen, tetapi beberapa spesies seperti S. somaliensis dan S. sudanensis dapat menyebabkan mycetoma serta dapat menyebabkan penyakit scabies pada tanaman disebabkan oleh S. caviscabies dan S. Scabies.
Manfaat
Diketahui pula bahwa Streptomyces adalah sumber utama senyawa antibiotik dewasa ini.Saat ini, Streptomyces memproduksi lebih dari dua pertiga antibiotik alami yang berguna secara klinis. Streptomycin adalah salah satu contoh antibiotik terkenal yang berasal dari Streptomyces. Antibiotik primer tersebut dapat diaplikasikan pada manusia (sebagai obat antikanker, immunoregulator) atau digunakan sebagai herbisida, agen anti-parasit, dan penghasil beberapa enzim penting untuk industri makanan dan industri lainnya. Streptomyces dikenal karena kemampuannya untuk mensintesis senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, antara lain Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholerae, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Shigella dysenteriae.
Antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces sangat banyak, antara lain neomisin dan kloramfenikol. elain itu antibiotik streptomisin juga dinamakan berdasarkan bakteri penghasilnya, yaitu Streptomyces griseus. Antibiotik yang dihasilkan oleh genus ini antara lain nystatin dari S. noursei, amphotericin B dari S. nodosus, natamycin dari S. natalensis, erythromycin dari S. erythreus, neomycin dari S. fradiae, streptomycin dari S. griseus, tetrasiklin dari S. rimosus, vancomycin dari S. orientalis, rifamycin dari S. mediterranei, chloramphenicol dari S. venezuelae, puromycin dari S. alboniger dan lincomycin dari S. lincolnensis.
1.     Clostridium acetobutylicum
Kerajaan          :Bacteria
Divisi               :Firmicutes
Kelas               :Clostridia
Ordo                :Clostridiale
Famili              :Clostridiaceae
Genus              :Clostridium
Spesies            :C. acetobutylicum
Clostridium acetobutylicum adalah suatu bakteri bernilai komersial, yang tergolong dalam genus Clostridium. Bakteri ini juga kadang disebut “organisme Weizmann”, dari nama seorang ilmuwan dan politisi Yahudi Chaim Weizmann, yang pada 1916 membantu menemukan bagaimana kultur C. acetobutylicum dapat digunakan dalam industri seperti produksi mesiu dan TNT. Proses yang disebut proses A.B.E. ini menjadi standar dalam industri hingga akhir 1940an, saat harga minyak yang rendah menyebabkan proses berbasis cracking hidrokarbon dan distilasi minyak bumi menjadi lebih efisien. C. acetobutylicum juga memproduksi asam asetat (cuka), asam butirat, karbon dioksida dan hidrogen.
Fermentasi anaerobik menggunakan C. acetobutylicum baru-baru ini kembali diminati pasar karena dapat digunakan untuk memproduksi bahan bakar bio untuk menggantikan bensin dan minyak diesel.
melalui kutu manusia (pulex iritans).
1.     Pediococcus cereviceae
Kemampuan    : memfermentasikan daging menjadi sosis
Peranan           : produksi sosis
1.     Acetobacter xylinium
Kemampuan    : memfermentasikan gula menjadi selulosa (nata)
Peranan           : produksi nata de coco.
1.     Methylococcus capsulatus
Kemampuan    :  menghancurkan plastic
Peranan           : mengatasi pencemaran plastic.
1.     Bacillus thuringiensis
Kemampuan    : penghasil pestisida biologi
Peranan           : pemberantasan hama.
1.     Thiobacillus ferrooksidan
Kemampuan    : memisahkan logam
Peranan           : membantu pemurnian emas
Bakteri yang merugikan
1.     Clostridium botulinum
Klasifikasi
Domain:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. botulinum
Clostridium botulinum adalah bakteri yang memproduksi racun botulin, penyebab terjadinya botulisme. Bakteri ini masuk kedalam genus Clostridium. Bakteri ini pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh Emile van Ermengem dan umumnya dapat ditemukan di tanah. C. botulinum termasuk bakteri gram positif, anaerob obligat (tidak bisa hidup bila terdapat oksigen), motil (dapat bergerak), dan menghasilkan spora. Clostridium botulinum menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan dan racunnya dipakai sebagai bahan dasar Botox.
1.     2.      Burkholderia gladioli
Klasifikasi
Kerajaan          :Bacteria
Filum               :Proteobacteria
Kelas               :Beta Proteobacteria
Ordo                :Burkholderiales
Famili              :Burkholderiaceae
Genus              :Burkholderia
Spesies            :B. gladioli
Ciri – ciri dari bakteri ini adalah sel tunggal, batang lurus/melengkung, namun tidak berbentuk heliks. Pada umumnya berukuran 0,5-1,0 mikrometer x 1,5-4,0 mikrometer. Motildan berflagelum polar; monotrikus/multitrikus. Tidak menghasilkan selongsong prosteka. Tidak dikenal adanya stadium istirahat. Gram negatif. Kemoorganotrof. Metabolisme dengan respirasi, tidak pernah fermentatif. Dapat menggunakan Oksigen atau CO sebagai sumber energi, katalase positif.
Keracunan oleh bakteri ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ. Bakteri ini menjadi racun yang mematikan bila bersentuhan dengan asam lemak di dalam tubuh. Bakteri ini menyerang mitokondria, yaitu sumber energi di tingkat sel. Racun itu berdampak pada mekanisme ATP (adenosine triphosphate)-ADP (adenosine diphosphate) translocase, yakni mekanisme perubahan ATP menjadi ADP dan sebaliknya selama proses pernafasan di sel.
1.     Leuconostoc mesenteroides
Klasifikasi
Kingdom   : Monera
Divisio       : Firmicutes
Class          : Bacilli
Order         : Lactobacilalles
Famili        :Streptococcaceae
Genus        : Leuconostoc
Spesies      : Leuconostoc mesenteroides
Leuconostoc mesenteroides adalah bakteri asosiasi dengan fermentasi asinan. Organisme ini mengubah bentuk fermentasi asam laktat alam produk. Bakteri ini berbeda dengan spesies asam laktat lainnya, dia dapat tahan dalam konsentrasi tinggi garam dan gula (hingga 50% gula).
Leuconostoc mesenteroides mengubah bentuk pertumubuhan dalam sayuran dengan cepat melebihi range temperature dan konsentrasi garam daripada bakteri asam laktat lainnya.
Leuconostoc mesenteroides menghasilkan CO2 dan asam yang mana menurunkan pH dan menghalangi perkembangan dari mikroorganisme yang merugikan. CO2 menghasilkan kembali oksigen, dan membuat lingkungan anaerobic dan cocok untuk pertumbuhan dari spesies berikutnya dari lactobacillus.
Morfologi Bakteri
Pada substansi dalam media cair berbentuk seperti kokus ·
tunggal atau berpasangan dan berantai pendek. ·
bentuknya dapat berubah-ubah sesuai kondisi pertumbuhan. ·
Sel-sel tumbuh dalam glukosa atau pada media padat. ·
Bakteri gram positif ·
Tidak bergerak ·
Suhu optimum 20-30 · 0C
Memproduksi asam dan gas pada glukosa ·
Tidak memiliki spora ·
Penyakit yang Ditimbulkan ·
Neonatal meningitis (infeksi selaput otak pada bayi) ü
hidrosefalus (kepala besar karena cairan otak berlebihan) ü
sepsis (infeksi berat) ü
necrotizing enterocolitis (kerusakan berat saluran cerna). ü
infeksi saluran kencing ü
Proses Penyebaran ·
Pencemaran susu oleh mikroorganisme dapat terjadi selama pemerahan (milking), penanganan (handling), penyimpanan (storage), dan aktivitas pra-pengolahan (pre-processing) lainnya.
Peralatan pemerahan yang tidak steril dan tempat penyimpanan yang tidak bersih dapat menyebabkan tercemarnya susu oleh bakteri. Susu memerlukan penyimpanan dalam temperatur rendah agar tidak terjadi kontaminasi bakteri. Udara yang terdapat dalam lingkungan di sekitar tempat pengolahan merupakan media yang dapat membawa bakteri untuk mencemari susu. Proses pengolahan susu sangat dianjurkan untuk dilakukan di dalam ruangan tertutup.
Proses pemerahan dan pengolahan susu dapat menjadi penyebab timbulnya bakteri dalam susu. Tangan dan anggota tubuh lainnya harus steril ketika memerah dan mengolah susu. Sapi perah dan peternak yang berada dalam sebuah peternakan harus dalam kondisi sehat dan bersih agar tidak mencemari susu. Proses produksi susu di tingkat peternakan memerlukan penerapan good farming practice seperti yang telah diterapkan di negara-negara maju.
Gejala yang Timbul ·
Gejala yang dapat terjadi pada bayi atau anak di antaranya adalah diare, kembung, muntah, demam tinggi, bayi tampak kuning, Bakteri patogen ini dapat mengakibatkan bakterimeia dan osteomielitis (infeksi tulang) pada penderita dewasa.
Penanggulangan ·
Penyajikan susu secukupnya sesuai kebutuhan untuk sekali minum agar mengurangi kuantitas dan waktu susu formula terkontaminasi ¨
Meminimalkan ¨ hang time atau waktu antara kontak susu dengan udara kamar hingga saat pemberian (idealnya tidak boleh lebih dari 4 jam).
Memperhatikan dengan baik dan benar cara penyajian susu formula bagi bayi. ¨
Bakteri jenis ini jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan..
1.     Salmonella typhosa
Klasifikasi
Kerajaan          : Bacteria
Filum               : Proteobakteria
Kelas               : Gamma Proteobakteria
Ordo                : Enterobakteriales
Family             : Enterobakteriakceae
Genus              : Salmonellla
Spesies            : Salmonella typhosa
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis.
S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Shigella dysenteriae menyebabkan Shigellosis (disentri basiler) pada manusia. Ini juga diketahui menyebabkan disentri pada primata lainnya, tetapi tidak pada hewan lain. Infeksi dapat disebabkan oleh sedikitnya sepuluh sel bakteri, sedangkan bakteri lain membutuhkan jutaan sel untuk infeksi. Hal ini disebabkan potensi toksin Shiga.
Infeksi dimulai dengan bakteri memasuki saluran gastro-intestinal melampirkan dirinya pada dinding usus. Bakteri menyerang sel inang menginjeksikan di dalamnya toksin Shiga. Hal ini mengakibatkan degenerasi permukaan, menyebabkan kebocoran darah. Lampiran toksin Shiga ke sel-sel permukaan usus mencegah sel-sel
dari menyerap nutrisi dan air, yang dapat menyebabkan dehidrasi.  Toksin Shiga memiliki tiga efek pada tubuh manusia: neurotoksik, enterotoxic, dan sitotoksik. efek neurotoksik lihat sakit demam dan perut. efek Enterotoxic mengacu pada pemblokiran penyerapan di usus dengan melampirkan dirinya ke reseptor dalam usus. efek sitotoksik mengacu pada invasi dari toksin Shiga pada sel epitel. Beta subunit dari mengikat toksin Shiga ke glikolipid dari sel inang, suntik subunit alpha melalui endositosis. Sub-unit alpha menyerang ribosom, menonaktifkan unit ribosomal 60s bertanggung jawab untuk sintesis protein. Ini akhirnya menyebabkan kematian sel, kerusakan pada lapisan usus dan perdarahan.
Gejala umum disentri bacillary termasuk diare berdarah akut, nyeri perut dan kram, demam, muntah, dehidrasi, dan tenesmus. Sebuah infeksi yang lebih parah dapat mengakibatkan komplikasi yang lebih parah seperti sindrom uremik hemolitik, yang berkembang di 5 sampai 10 persen pasien. Mortalitas dari sindrom uremik hemolitik pendekatan 5 persen, tetapi sampai 30 persen pasien yang bertahan memiliki penyakit ginjal kronis Pasien,. Dalam kasus-kasus yang lebih parah, juga bisa menderita radang inflamasi.
Shigellosis dapat mengatasi sendiri dalam beberapa hari, tetapi pada anak-anak kecil dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, infeksi bisa lebih parah, mengakibatkan rumah sakit atau kematian. Setelah seseorang menjadi terinfeksi, mereka tidak mungkin terinfeksi dengan strain khusus lagi, karena kemampuan tubuh untuk menghasilkan antibodi. Namun, mereka bisa infeksi baru dengan jenis lainnya Shigella Shigella. Perawatan termasuk penerapan antibiotik. Antibiotik yang akan membunuh bakteri di dalam saluran pencernaan, memperpendek umur dan karenanya memperpendek jalannya infeksi. Beberapa agen anitmicrobial digunakan untuk mengobati desentery bacillary termasuk siprofloksasin, ampisilin, trimethoprim-sulfamethoaxzole, dan asam nalidiksat. obat lain yang digunakan untuk mengobati efek lain dari disentri seperti dehidrasi.
1.     Vibrio cholera
Vibrio cholera adalah bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot.
Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya  pada manusia, terutama V. cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk.
Dari genus Haemophilus (disebut haemophilic karena bakteri golongan ini membutuhkan faktor pertumbuhan yang terdapat di dalam darah), Haemophilus influenzae grup B (HiB) merupakan penyebab penyakit yang penting pada manusia. Bakteri ini mempunyai kapsul, tidak bergerak, Gram negatif, dan berbentuk seperti tongkat (coccobacillus). Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif dan untuk pertumbuhannya di media kultur membutuhkan faktor X (hemin, untuk mensintesis enzym yang mengandung heme seperti sitokrom, katalase dan oksidase) dan faktor V (NAD atau NADP). Media kultur yang digunakan untuk membiakkan H. influenzae adalah agar coklat (karena mengandung faktor X dan V). H. influenzae juga dapat dibiakkan di media agar darah jika diinokulasikan bersama bakteri lain yang menghasilkan dan melepaskan NAD (misal: Staphylococcus aureus), dan dikultur tersebut akan terlihat mengelilingi bakteri penghasil NAD tersebut (fenomena satelit).
H. influenzae B hanya ditemukan pada manusia. Bakteri ini dapat ditemukan di saluran nafas bagian atas pada 0,5-3% anak-anak. WHO memperkirakan di negara yang tidak memberlakukan imunisasi HiB, HiB dapat ditemukan pada 30% anak. Meskipun mereka mungkin tidak menunjukkan gejala klinis, namun mereka dapat menularkan bakteri ini ke sekitarnya. Bakteri ini menyebar melalui kontak langsung, atau melalui droplet pernafasan.
Infeksi H. influenza sering ditemukan pada anak usia 6 bulan sampai 4-5 tahun. Bakteri ini dapat melakukan invasi memasuki pembuluh darah. Bakteri ini dapat menyebabkan meningitis (paling sering), epiglottitis, pneunomia, empyema, artritis septik, osteomyelitis, perikarditis, selulitis, otitis media, dan sinusitis. Infeksi pada orang dewasa biasanya merupakan infeksi sekunder karena ada penurunan daya tahan tubuh.
1.     9.      Mycobacterium tuberculosis
Klasifikasi
Kingdom           : Bacteria
Filum                 : Actinobacteria
Ordo                  : Actinomycetales
Upaordo            : Corynebacterineae
Famili                : Mycobacteriaceae
Genus                : Mycobacterium
Spesies              : Mycobacterium tuberculosis
Bentuk bakteri Mycobacterium tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 mm dan lebar 0,2 – 0,5 mm yang bergabung membentuk rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan (Wikipedia, 2010).
Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri gram positif atau bakteri gram negatif, karena apabila diwarnai sekali dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun dibubuhi iodium. Oleh sebab itu bakteri ini termasuk dalam bakteri tahan asam. Mycobacterium tuberculosis cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol. Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora serta dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid kira-kira setinggi 60% (Simbahgaul, 2008). Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag (Indah, 2010).
Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada 6°C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari lansung selama 2 jam. Dalam dahak, bakteri mycobacterium dapat bertahan selama 20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini apabila berada dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20°C selama 2 tahun. Mycobacterim tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 minit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit (Hiswani M.Kes, 2010).
Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam keadaan dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini apabila suatu saat terdapat keadaan dimana  memungkinkan untuk berkembang, kuman tuberculosis ini dapat bangkit kembali (Hiswani M.Kes, 2010).
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri aerob, oleh karena itu pada kasus TBC biasanya mereka ditemukan pada daerah yang banyak udaranya. Mikobakteria mendapat energi dari oksidasi berbagai senyawa karbon sederhana. Aktivitas biokimianya tidak khas, dan laju pertumbuhannya lebih lambat dari kebanyakan bakteri lain karena sifatnya yang cukup kompleks dan dinding selnya yang impermeable, sehingga penggandaannya hanya berlangsung setiap kurang lebih 18 jam. Karena pertumbuhannya yang lamban, seringkali sulit untuk mendiagnostik tuberculosis dengan cepat. Bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat, berkembangbiak dengan baik pada suhu 22-23oC, menghasilkan lebih banyak pigmen, dan kurang tahan asam dari pada bentuk yang pathogen. Mikobakteria cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab (Simbahgaul, 2008).
Bakteri ini biasanya berpindah dari tubuh manusia ke manusia lainnya melalui saluran pernafasan, keluar melalui udara yang dihembuskan pada proses respirasi dan terhisap masuk saat seseorang menarik nafas. Habitat asli bakteri Mycobacterium tuberculosis sendiri adalah paru-paru manusia. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman tuberkulosis berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di dalam paru-paru (Anonim a, 2010).
Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tuberkolosis atau disingkat TBC. Sumber penularan adalah penderita Tuberculosis (TB) yang dahaknya mengandung kuman TB hidup (BTA (+)). Infeksi kuman ini paling sering disebarkan melalui udara (air borne, droplets infection). Penyebaran melalui udara berupa partikel-partikel percikan dahak yang mengandung kuman berasal dari penderita saat batuk, bersin, tertawa, bernyanyi atau bicara. Partikel mengandung kuman ini akan terhisap oleh orang sehat dan menimbulkan infeksi di saluran napas. Bakteri aktif mikobakteria mencemari udara yang ditinggali atau ditempati banyak manusia, karena sumber dari bakteri ini adalah manusia. Bakteri ini dapat hidup selama beberapa jam pada udara terbuka, dan selama itulah dia akan berterbangan di udara hingga akhirnya menemukan manusia sebagai tempat hidup. (U-knee, 2008).
Biasanya pencemaran oleh bakteri ini terjadi pada rumah yang penuh dengan orang namun memiliki ventilasi yang buruk. Juga ditempat-tempat ramai yaitu sarana perhubungan seperti bis sekolah, kapal laut, juga pada asrama, penjara, bahkan dari dokter yang kurang memperhatikan sanitasi tubuhnya. Habitat asli dari bakteri ini adalah manusia, dan hanya menjadikan lingkungan sebagai perantara (Tin-U, 2005).
1.     Clostridium tetani
Klasifikasi
Kingdom        : Bacteria
Divisio            : Firmicutes
Kelas             : Clostridia
Orde              : Clostridiales
Famili             : Clostridiaceae
Genus            : Clostridium
Spesies          : Clostridium tetani
Clostridium tetani adalah bakteri anaerob Gram positif batang. Organisme ini ditemukan di dalam tanah, khususnya tanah yang diberi pupuk, dan dalam saluran usus dan kotoran berbagai hewan. Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun lesitin, tidak memecah protein dan tidak memfermentasikan sakarosa dan glukosa juga tidak menghasilkan gas H2S. Bakteri ini menghasilkan gelatinase dan indol positif.
Selama pertumbuhan vegetatif, organisme ini tidak dapat bertahan dengan adanya oksigen dan sensitif terhadap panas. Bakteri ini menghasilkan spora terminal yang bentuknya menyerupai raket tenis atau stik drum. Spora Clostridium tetani sangat kuat karena mereka tahan terhadap panas dan antiseptik. Clostridium tetani menghasilkan dua eksotoksin, yaitu tetanolysin dan tetanospasmin. Tetanolysin tidak diketahui fungsinya sedangkan tetanospasmin adalah neurutoksin yang menyebabkan manifestasi klinis tetanus. Tetanospasmin didistribusikan dalam sistem darah dan limfatik host. Dosis minimal yang menyebabkan kematian pada manusia diperkirakan 2,5 nanogram per kilogram berat badan.
Tetanus adalah toksemia akut yang disebabkan bakteri Clostridium tetani yang berhasil masuk ke dalam luka yang menyediakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhannya. Penyakit ini menyerang sistem syaraf pusat. Ciri khas dari tetanus adalah adanya kontraksi otot disertai rasa sakit, terutama otot leher kemudian diikuti dengan otot-otot seluruh badan. Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3 – 12 hari, namun dapat akut 1 – 2 hari dan kadang lebih dari satu bulan; makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosisnya. Terdapat hubungan antara jarak tempat masuk kuman C. tetani dengan susunan syaraf pusat, dengan interval antara terjadinya luka dengan permulaan penyakit; makin jauh tempat invasi, masa inkubasi makin panjang. 50 % kematian biasanya terjadi akibat kegagalan fungsi pernafasan.
Manifestasi klinis tetanus disebabkan ketika toksin tetanus masuk ke sistem syaraf pusat. Pengaruh toksin adalah menghalangi pelepasan neurotransmiter inhibisi (glisin dan asam amino butirat-gamma) di celah sinaptik, yang diperlukan untuk menghambat impuls syaraf. Hal ini menyebabkan kontraksi otot dan kejang dimana mula-mula yang terjadi adalah sardonicus risus (senyum kaku), trismus (umumnya dikenal sebagai “rahang kunci”), dan opisthotonus (kaku, melengkung kembali). Pasien juga mungkin mengalami demam, banyak berkeringat, denyut nadi cepat, gelisah, dan kejang otot. Kebisingan dan cahaya dapat menyebabkan kejangpada seseorang dengan tetanus. Tetanus tidak menular dari orang ke orang dan merupakan penyakit yang bisa dicegah melalui vaksinasi. Infeksi Clostridium tetani tidak mengakibatkan kekebalan tetanus, dan vaksinasi tetanus harus diberikan segera setelah pasien stabil.
Klasifikasi
Kerajaan          : Bacteria
Filum               : Proteobacteria
Kelas               : Beta Proteobacteria
Ordo                : Neissriales
Family             : Neissriaceae
Genus              : Neisseria
Spesies            : Neiseria meningitis
Neisseria meningitidis adalah bakteri gram-negatif penyebab penyakit meningitis dan meningococcemia Bakteri ini pertama kali diisolasi pada tahun 1887. Karakteristik dari N. meningitidis adalah aerobik dan berbentuk diplokokus. Bakteri ini dapat menghasilkan kapsul polisakarida dan enzim oksidase. Penyebaran bakteri ini umumnya melalui pernapasan atau respirasi. Endotoksin yang dihasilkan N. meningitidis dapat masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan akibat kerusakan pembuluh darah. Untuk mengatasi infeksi bakteri ini, dapat digunakan antibiotik penisilin atau sefalosporin. Dari 13 serogrup (kelompok berdasarkan antigen yang dihasilkan) N. meningitidis yang telah ditemukan (dinamakan A, B, C, D, E, H, I, K, L, W-135, X, Y, dan Z), serogrup yang umumnya menyebabkan infeksi adalah A, B, C, 29E, dan W-135.
Famili Neisseriacea meliputi spesies Neisseria dan Moraxella catarrhalis seperti acinetobacter dan kingella serta spesies moraxella lainnya. Neisseria adalah cocci gram negatif yang biasanya berpasangan. Neisseria gonorrhoeae (gonococci) dan neisseria meningtidis (meningococci) adalah patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di dalam sel polimorfonuklear.
1.     Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA)
Salah satu bakteri yang ditakuti para ahli ini pandai bermutasi. Selain jenis MRSA yang ditemukan di rumah sakit, ada juga jenis yang ditemukan di luar rumah sakit atau dikenal sebagai ‘community MRSA’ dan begitu ganas karena bisa memakan jaringan paru-paru.
1.      Klebsiella
Bakteri ini merupakan salah satu penyebab pneumonia yang bisa membunuh korbannya hanya dalam waktu 72 jam. Biasanya ditemukan pada luka terbuka maupun luka terbakar, dan dapat memicu infeksi saluran kencing maupun pernapasan.
Saat ini, 11 persen infeksi Klebsiella telah kebal terhadap semua jenis antibiotika, meski sisanya masih bisa diatasi dengan carbapenem.
1.     Brucella abortus
Brucella abortus menyebabkan keguguran pada trimester terakhir masa kebuntingan dan diikuti oleh suatu periode infertilitas. Brucella abortus menyebabkan demam “undulans” atau brucellosis pada manusia yang meminum susu mentah yang belum dipasteurisasi atau bersentuhan dengan kotoran atau tenunan yang tertular. Keluron karena Brucella abortus umumnya terjadi dari bulan keenam sampai kesembilan (setelah bulan kelima) periode kebuntingan. Kejadian abortus berkisar antara 5-90% dalam suatu kelompok ternak, tergantung dari jumlah hewan bunting yang tertular, daya penularan, virulensi organisme dan faktor lain.
1.     Xanthomonas oryzae
klasifikasi
Kingdom         : Bacteria
Phylum            : Proteobacteria
Class                : Gammaproteobacteria
Order               : Xanthomonadales
Family             : Noctuoidea
Genus              : Xanthomonas
Berdasarkan bentuknya, bakteri Xanthomonas oryzae merupakan bakteri yang termasuk dalam kelompok bakteri Basil karena berbentuk batang. Xanthomonas oryzae adalah bakteri yang memiliki alat gerak berupa flagel. Ukuran flagel bakteri ini sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri. Flagel yang dimilikinya hanya satu sehingga bakteri Xanthomonas oryzae
Bentuk tubuh/morfologi bakteri, termasuk bakteri Xanthomonas oryzae dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
Sifat morfologi mempunyai nilai sangat terbatas untuk identifikasi bakteri. Ukuran koloni, kecepatan pertumbuhan, warna, tekstur dan sifat tidak tembus cahaya tidak memberikan cukup banyak informasi untuk mengidentifikasi bakteri. Identifikasi bakteri bergantung kepada satu seri percobaan yang menunjukkan ada atau tidak adanya enzim-enzim tertentu.
Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada umumnya, bakteri Xanthomonas oryzae memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri Xanthomonas oryzae juga memiliki kromosom, ribosom dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas dan magnetosom.
Seperti bakteri pada umumnya, bakteri Xanthomonas oryzae juga berkembang biak secara vegetatif atau aseksual, yaitu dengan cara membelah diri atau divisio. Karena Xanthomonas oryzae termasuk golongan bakteri basil, pembelahan diri bakteri hanya terjadi dalam satu jurusan saja. Dinding yang membagi dua bakteri-bakteri itu tegak lurus pada poros ujung ke ujung.
Jika faktor-faktor luar menguntungkan, maka setelah membelah diri, sel-sel bakteri Xanthomonas oryzae baru bisa membesar sampai masing-masing bakteri menjadi sebesarssel induknya.
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri Xanthomonas oryzae ini. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri Xanthomonas oryzae adalah suhu, kelembapan, dan cahaya. Suhu optimum utuk perkembangan bakteri ini adalah 30ºC. Perpindahan bakteri ini dapat melalui percikan air, hujan angin. Apabila terjadi peningkatan suhu rata-rata akan mendorong perkembangan bakteri ini. Itulah sebabnya mengapa bakteri ini banyak dijumpai di daerah yang beriklim sedang dan tropis.
Bakteri Xanthomonas oryzae termasuk dalam bakteri heterotrof, karena membutuhkan suatu zat organik untuk kehidupannya, ini menyebabkan bakteri Xanthomonas oryzae merupakan salah satu bakteri parasit. Bakteri ini juga menimbulkan penyakit yang mengganggu inangnya sehingga disebut juga bakteri patogen.
Peranan Bakteri Xanthomonas oryzae pada Lingkungan
Bakteri Penyakit kresek/BLB (bacterial leaf blight) pada padi oleh Xanthomonas oryzae menjadi penyakit terpenting di bidang pertanian dalam tiga tahun terakhir. Sepuluh tahun yang lalu penyakit ini tidak pernah dianggap sebagai penyakit penting sehingga penelitian terhadapnya pun juga kurang. Suhu optimum untuk perkembangan penyakit adalah 30ºC. Karena penularan utamanya melalui percikan air, hujan angin akan sangat memperberat penyakit karena pabila terjadi peningkatan suhu rata-rata akan mendorong perkembangan penyakit ini.
Gejala penyakit berupa bercak berwarna kuning sampai putih berawal dari terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun. Bercak bisa mulai dari salah satu atau kedua tepi daun yang rusak, dan berkembang hingga menutupi seluruh helaian daun. Pada varietas yang rentan, bercak bisa mencapai pangkal daun terus ke pelepah daun. Infeksi pada pembibitan menyebabkan bibit menjadi kering. Bakteri menginfeksi masuk sistem vaskular tanaman padi pada saat tanam pindah atau sewaktu dicabut dari tempat pembibitan dan akarnya rusak, atau sewaktu terjadi kerusakan daun. Apabila sel bakteri masuk menginfeksi tanaman padi melalui akar dan pangkal batang, tanaman bisa menunjukkan gejala kresek. Seluruh daun dan bagian tanaman lainnya menjadi kering. Infeksi dapat terjadi mulai dari fase persemaian sampai awal fase pembentukan anakan. Sumber infeksi dapat berasal dari jerami yang terinfeksi, tunggul jerami, singgang dari tanaman yang terinfeksi, benih, dan gulma inang. Sel-sel bakteri membentuk butir-butir embun pada waktu pagi hari yang mengeras dan melekat pada permukaan daun.
Penyakit ini tidak hanya merusak tanaman pada pada fase bibit tetapi juga pada fase generatif. Kerugian yang ditimbulkannya bervariasi berkisar antara 20-30%, bergantung pada varietas yang ditanam dan musim tanam. Xanthomonas oryzae mempunyai kemampuan variabilitas virulensi yang tinggi dan membentuk strain baru di lapang sejalan dengan perkembangan penggunaan varietas padi. Hal ini menyebabkan ketahanan varietas padi seringkali menurun. Berdasarkan karakteristik fenotipik maupun genotipiknya, Xanthomonas oryzae dikelompokkan ke dalam strain (pathotype) maupun haplotype yang berbeda antar geografi yang berbeda. Di Indonesia paling tidak telah dijumpai 11 kelompok strain Xanthomonas oryzae dengan tingkat virulensi yang berbeda.
1.     M.avium
Mycobacterium avium complex (MAC) adalah kelompok bakteri yang secara genetik terkait dalam genus Mycobacterium, contohnya Mycobacterium avium bagian jenis avium (MAA), Mycobacterium avium bagian jenis hominis (mAH), dan Mycobacterium avium bagian jenis paratuberculosis (MAP).  Secara historis, MAC juga termasuk Mycobacterium avium intracellulare (MAI) – yang berbeda jenis bakteri.
MAC  umumnya berada di sekitar kita dan menyebabkan infeksi saat terhirup atau tertelan. Gejala penyakit MAC mirip dengan  tuberkulosis, yaitu demam, kelelahan, dan berat badan menurun. Banyak pasien penyakit ini mengalami anemia dan neutropenia jika sumsum tulang ikut terlibat. Juga mengalami diare dan rasa sakit pada daerah abdominal (sekitar perut) yang terkait dengan keterlibatan aluran pencernaan. Diare yang sering terjadi pada pasien HIV dikaitkan dengan MAC.
1.     Erwinia amylovora
Bakteri yang patogenik terhadap tanaman dapat hidup sebagai parasit pada inangnya maupun sebagai saprofit di dalam tanah. Beberapa bakteri seperti halnya Erwinia amylovora yang menyebabkan fire blight memperbanyak diri secara pesat dalam tanaman inangnya, sedangkan di dalam tanah jumlah bakteri akan menurun dangan cepat. Hal ini disebabkan, karena bakteri itu dapat hidup terus menerus dalam tanaman tahunan. Ia dapat berkembang biak dan mempertahankan diri dalam tanah. Sedangkan bakteri lainnya yang tergolong ke dalam genus Erwinia dan Pseudomonas yang menyebabkan penyakit busuk lunak, berkembang terutama dalam tanah dan hubungannya dengan tanaman tidak merupakan hal yang benar-benar diperlukan untuk kepentingan hidupnya, tetapi kedua jenis bakteri ini dapat menimbulkan penyakit yang serius pada tanaman.
Streptococcus agalactiae atau Streptokokus grup B (SGB) adalah salah satu bakteri utama penyebab mastitis subklinis pada sapi perch dan merupakan parasit obligat pada ambing. Karakterisasi S.agalactiae biasanya dilakukan secara konvensional menggunakan metode serotyping. Meslci metode ini sering digunakan namun masih mempunyai kelemahan apalagi masih adanya isolat S.agalactiae yang belum dapat dimasukkan ke dalam serotipe yang ada (nontypeable/NT), oleh karena itu pendekatan bare dengan metode genotyping digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat profil DNA menggunakan PFGE dan kekerabatan isolat dari masing-masing serotipe maupun masing-masing daerah. Penentuan serotipe S. agalactiae dilakukan dengan metode serotyping menggunakan antiserum spesifik terhadap 9 serotipe S. agalactiae dengan uji imunodifusi/ agar gel presipitasi (AGP). Analisa genotipe S. agalactiae dilakukan menggunakan macro restriction fragment length polymorphism (MLFP)/ metode schizotyping menggunakan Pulsed-field gel electrophoresis (PFGE). Hasil dari penelitian ini adalah genotipe dari S. agalactaie dengan enzim restriksi Smal dihasilkan potongan-potongan pita Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) yang jelas. Ada 3 isolat S. agalactiae yang tidak dapat dipotong oleh ensim restriksi Smal. Analisa DNA genom dari 21 isolat S.agalactiae dihasilakn 15 profil DNA.
1.     Yersini pestis
Bakteri ini menyerang manusia dan hewan pengerat yang menyebabkan penyakit pes(sampar). Sumber infeksi yaitu tikus liar dan binatang pengerat lainnya yang kebal terhadap penyakit ini , melalui gigitan kutu tikus dari jenis Xenopsylla cheopis. Sedangkan penularan dari manusia kemanusia dapat melalui kutu manusia (pulex iritans).
1.     17.  Agrobacterium tumefaciens
Kemampuan    : menyebabkan tumor pada tanaman
Peranan           : direkayasa sehingga menghasilkan tumbuhan tahan hama
NOTE–> Gambarnya cari sendiri ya teman-teman.. :)