Cari Blog Ini

Minggu, 12 Februari 2012

laporan agroklimatologi-suhu


I.                   PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Suhu adalah tingkat kemampuan benda dalam memberi atau menerima panas. Suhu seringkali juga dinyatakan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda yang dinyatakan dalam derajat suhu.
Suhu juga dinyatakan sebagai ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakkan molekul suatu benda. Suhu menunjukkan sangkar cuaca yang dipergunakan untuk pengamatan suhu. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer air raksa dan alkohol. Dengan  thermometer air raksa pengukuran dapat dilakukan dari suhu 35o C – 350o C, hasilnya adalah cukup bagus karena mengingat angka pengembangan air raksa pada tiap suhu lebih merata dari alkohol, sehingga untuk pengukuran suhu udara biasanya digunakan thermometer air raksa.
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajad panas disebut termometer. Pengukuran biasa dinyatakan dalam skala Celsius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di permukaan bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub makin dingin.
Pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin saat ketinggian bertambah. Tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6°C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradien temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1°C.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah:
a.       Lama penyinaran matahari
Lamanya penyinaran matahari membuat tinggi temperatur. Semakin miring sinar matahari semakin berkurang panasnya. Semakin tinggi tempat semakin rendah suhunya. Keadaan tanah, tanah yang licin dan putih banyak memantulkan panas. Tanah yang hitam dan kasar banyak menyerap panas. Daratan cepat menerima dan melepaskan panas dibandingkan lautan.
b.      Sudut datang sinar matahari
Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.
c.       Relief permukaan bumi
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C. Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.


d.      Banyak sedikitnya awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan semakin dingin.
e.       Perbedaan letak lintang
f.     Sifat permukaan bumi
 Amplitudo suhu
  • Amplitudo suhu harian : perbedaan suhu harian tertinggi dan terendah.
  • Amplitudo suhu bulanan : perbedaan suhu rata-rata harian tertinggi dan terendah.
  • Amplitudo tahunan : perbedaan suhu rata-rata bulan terpanas dengan suhu rata-rata terdingin.
  • Jalan suhu harian : perubahan suhu naik atau turun dalam satu hari.
  • Besar kecilnya amplitudo suhu dipengaruhi oleh keadaan permukaan bumi, tinggi rendahnya kelembapan udara, dan sifat arus laut pada laut/samudera sekitarnya.

B.Tujuan
            Untuk  mengetahui bagaimana cara mengukur suhu udara dan suhu tanah dan mengetahui perbedaan jumlah suhu udara dan suhu tanah yang dipancarkan cahaya matahari matahari kebumi.

II.                TINJAUAN PUSTAKA

Temperatur di bumi (di permukaan dan diatmosfer) selalu bergerak ke arah equilibrium. Jika equilibrium tidak tercapai antara jumlah panas yang masuk ke atmosfer dan yang meninggalkan atmosfer maka bumi akan selalu panas atau selalu dingin. Masuknya gas rumah kaca yang masuk ke atmosfer bumi berpengaruh terhadap keseimbangan (eqilibrium), karena molekul-molekul gas menyerap panas.Temperatur di permukaan bumi dan diatmosfer terus bertambah sampai mencapai keseimbangan baru.Jumlah panas yang masuk dan meninggalkan atmosfer tidak berubah, tetapi jumlah panas yang tersimpan di bumi dan diatmosfer terus meningkat.Kapasitas penyerapan panas diketahui dengan kekuatan radiasi dari gas tersebut. Jika gas rumah kaca berkurang maka kekuatan radiasi juga berkurang dan keseimbangan baru juga terbentuk pada suhu yang lebih rendah
Kenaikan suhu udara disebabkan karena aktivitas manusia seperti penebangan hutan, pembakaran, industri dan lain sebagainya.Akibatnya meningkatkan jumlah gas-gas rumah kaca. Radiasi sinar matahari yang terjebak akan memberi kehangatan bagi makhluk hidup di bumi. Efek ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang buruk.Justru dengan efek ini memberikan kesempatan adanya kehidupan di bumi (Stern, 2007).Kalau tidak ada efek rumah kaca maka suhu rata-rata permukaan bumi bukanlah 15oC seperti sekarang tetapi –18oC.Yang menjadi masalah adalah jumlah Gas Rumah Kaca ini bertambah secara berlebihan sehingga bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan secara global. Gas Rumah Kaca yang bertambah secara berlebihan ini akan menahan lebih banyak radiasi dari pada yang dibutuhkan oleh kehidupan di bumi, sehingga terjadi gejala yang disebut pemanasan global (Larson & Parks, 1998).
Suhu dinyatakan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer.Tanah merupakan media utama dimana manusia bisa mendapatkan lahan pangan, sandang, pangan, tambang dan tempat dilaksanakannya beberapa aktifitas.Batas suhu yang layak bagi kehidupan makhluk hidup berkisar antara -350 dan 750C.akan tetapi kisaran suhu yang dikehendaki tanaman antara 150C – 400C.pada suhu dibawah atau diatas kisaran tersebut, pertumbuhan tanaman sangat dihambat. Secara langsung, suhu mempengaruhi fotosintese, respirasi, permeabilitas dinding sel, kegiatan ensim, penyerapan air dan unsur hara, transpirasi dan koagulasi protein.Semua pengaruh ini tersimpul dalam pertumbuhan tanaman (Ma’shum, 2005).
            Mengingat pentingnya faktor suhu terhadap kehidupan dan aktifitas manusia, menyebabkan pengamatan suhu udara yang dilakukan oleh stasiun meteorology dan klimatologi memiliki kriteria diantaranya:
a.    Suhu udara permukaan (suhu udara aktual, rata-rata, maksimum dan minimum).
b.    Suhu udara di beberapa ketinggia/ lapisan atmosfer (hingga ketinggian  km).
c.    Suhu tanah di beberapa kedalaman tanah (hingga kedalaman 1 meter)
d.   Suhu permukaan air dan suhu permukaan laut (Anonim, 2010).
Suhu tanah dapat di ukur dengan menggunakan alat yang dinamakan termometer tanah selubung logam.Suhu tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi.Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak digaris lintang utara dan selatan dan tinggi dari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain intensitas warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah (Anonim, 2010).
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi simuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian semakin bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter maka suhu akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1 ˚C  (Benyamin, 1997)
            Suhu dipermukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang seperti halnya penurunan suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada penyeberan suhu secara vertikal permukaan bumi merupakan sumber pemanas sehingga semakin tinggi tempat maka semakin rendah suhunya. Rata-rata penurunan suhu udara menurut ketinggian contohnya di Indonesia sekitar 5 ˚C – 6 ˚C tiap kenaikan 1000 meter. Karena kapasitas panas udara sangat rendah, suhu udara sangat pekat pada perubahan energi dipermukaan bumi. Diantara udara, tanah dan air, udara merupakan konduktor terburuk, sedangkan tanah merupakan konduktor terbaik (Handoko, 1994)
            Angin dan suhu mempengaruhi jalan dan luasnya zat pencemaran udara. Dalam keadaan normal udara dekat permukaan tanah dihangatkan oleh panas yang dipancarkan dari tanah. Udara itu kemudian naik sambil membawa zat pencemar keatas kemudian dihembuskan oleh angin di udara bagian atas. Jika terjadi inversi suhu, udara yang hangat akan berada diatas udara dingin seperti suat loteng. Pada dasarnya suhu tinggi merangsang pembentukan Co dan O. Jika camporan ekuilibrim pada suhu tinggi tiba-tiba didinginkan, Co akan tetap berada didalam campuran yang telah didingankan tersebut karena dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai ekuilibrium yang baru pada suhu rendah (Kensaku, Kristanto, 2002)
Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah  (Hanafiah, Kemas Ali, 2005)
Tentang suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah itu sendiri dan pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah biasanya dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan, angin, kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanda, kadar iar tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman  (Kartasapoetra, 2005)
Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan harian dan musiman. Fluktasi terbesar dipermukaan tanah dan akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Kelembapan waktu musiman yang jelas terjadi, karena suhu tanah musiman lambat bantuk fluktasi suhu pada peralihan suhu diudara atau dibawah tanah yang lebih besar. Suhu total untuk semalam tanaman mungkin terjadi pada tengah hari. Dibawah 6 inch atau 15 inch terdapat variasi harian pada suhu tanah  (Sostrodarsono, 2006)
Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Panas adalah energi total dari pergerakan molekul suatu benda. Jadi panas adalah ukuran energi total, sedangkan suhu adalah energi rata-rata dari setiap gerakan molekul. Lebih besar pergerakan, maka lebih benda tersebut (Zailani Kadir, 1986).
            Fungsi tanaman yang normal tergantung dari pengendali reaksi-reaksi biokimia yang baik, dan salah satu pengendali penting ialah suhu. Tiap jenis tanaman maupun populasinya harus menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya. Dalam suatu luasan geografis akan terdapat tahun-tahun yang mempunyai kenaikan atau penurunan suhu diluar batas normal yang menghambat pertumbuhan dan mengakibatkan rusaknya fungsi organ pada tanaman (Hassan, U.M, 1970).
            Suhu didaerah equator lembab, tidak bervariasi dari pada suhu didaerah kering atau berlintang tinggi. Didaerah tropis yang berhujan cukup, suhu bukanlah merupakn suatu faktor pembatas pertumbuhan tanaman dan produksi dalam arti yang luas. Walaupun demikian masih terdapat 2 pengaruh yang dapat dicatat:
-          Bila tanaman tropis disebar kedaerah subtropis, misalnya industri pisang di usahakan di subtropis walaupun keadaan itu dibawah optimum, karena pemasarannya mudah.
-          Dengan bertambahnya penggunaan tanah, ekstensifikasi harus dilakukan ditempat-tempat yang tinggi (Dengel, G.O.F, 1956).
            Beberapa faktor penyebaran yang mempengaruhi suhu antara lain:
-          Jumlah radiasi yang diterima perhari, permusim, dan pertahun.
-          Pengaruh daratan dan lautan.
-          Pengaruh altitude.
-          Pengaruh aspek.
-          Pengaruh panas laten.
-          Pengaruh angin (Karim Kormalis, Zailani Kadir, 1986).

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


A.                Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di Balai Agro Techno Park (ATP) pada tanggal 27 Mei-28 Mei 2011 dari pukul 17.00 sampai dengan pukul 12.00.

B.                 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum suhu adalah 1)termometer minimum, 2)temometer maksimum.

C.                 Cara Kerja

1.                  Thermometer maximum (air raksa) ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet.
2.                  Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum). Untuk mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan memiringkan/ membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari alkohol (posisi suhu aktual).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil

Jam
Suhu
Suhu rata-rata
Maksimal
Minimum
17.00
31
26
28,5
17.30
34
26
30
18.00
26
25
30
06.00
34
24,5
29,25
06.30
34
25
28,5
07.00
34
25
29,5
07.30
34
25
29
08.00
34
25
29
08.30
34
25
29
09.00
34
25
29
09.30
34
25
29
10.00
34
25
29
10.30
34
25
29
11.00
34
25
29
11.30
34
25
29
12.00
34
25
29


b. Pembahasan

Suhu adalah tingkat kemampuan benda dalam memberi atau menerima panas. Suhu seringkali juga dinyatakan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda yang dinyatakan dalam derajat suhu.
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan di ATP yang berada di gelumbang. Pada pengamatan untuk suhu yang di mulai pada pukul 17.00 mendapatkan hasil antara lain yaitu, untuk suhu maksimalnya yaitu 31, untuk suhu minimalnya yaitu 26, sedangkan suhu rata-ratanya yang diperoleh yaitu 28,5. Selang waktu 30 menit dari pengamatan pertama dilakukan, pengamatan berikutnya pun dilakukan dan mendapatkan hasil yang berbeda dari hasil pengamatan awal yaitu pada suhu maksimalnya berubah menjadi 34, suhu minimalnya tetap sama dengan pengamatan awal, sedangkan suhu rata-ratanya berubah menjadi 30. Kemudian pada pukul 18.00 saat mengukur suhu, hasil yang didapat sama dengan pengukuran suhu sebelumnya tidak ada perubahan yaitu untuk suhu maksimalnya 34, untuk suhu minimalnya 26, dan untuk suhu rata-ratanya 30.
            Pengamatan pun dilanjutkan pada pagi hari tanggal 28 Mei 2011 pada pukul 06.00 hingga pukul 12.00. Setelah semua kelompok selesai melakukan pengamatan pada masing-masing jam yang telah dibagi di dapati hasil bahwa saat sore hari suhu mengalami perubahan dalam selang waktu yang singkat yaitu 30 menit setelah pengamatan sebelumnya dilakukan. Sedangkan hasil pengamatan yang didapat pada pagi hari hingga siang hari nilai suhu yang didapat cenderung sama. Maka diketahui bahwa yang membuat suhu di kawasan tersebut memiliki nilai yang berbeda-beda dikarenakan factor ketinggian, karena semakin tinggi tempat maka temperature udaranya semakin rendah, begitu pun sebaliknya semakin rendah tempat maka temperature udaranya semakin tinggi dan factor penyinaran matahari pun memiliki peranan dalam menentukan suhu pada daerah tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah:
a.       Lama penyinaran matahari
Lamanya penyinaran matahari membuat tinggi temperatur. Semakin miring sinar matahari semakin berkurang panasnya. Semakin tinggi tempat semakin rendah suhunya. Keadaan tanah, tanah yang licin dan putih banyak memantulkan panas. Tanah yang hitam dan kasar banyak menyerap panas. Daratan cepat menerima dan melepaskan panas dibandingkan lautan.
b.      Sudut datang sinar matahari
Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.
c.       Relief permukaan bumi
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C. Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.
d.      Banyak sedikitnya awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas.
Perbedaan letak lintang
e.    Sifat permukaan bumi
 Amplitudo suhu
  • Amplitudo suhu harian : perbedaan suhu harian tertinggi dan terendah.
  • Amplitudo suhu bulanan : perbedaan suhu rata-rata harian tertinggi dan terendah.
  • Amplitudo tahunan : perbedaan suhu rata-rata bulan terpanas dengan suhu rata-rata terdingin.
  • Jalan suhu harian : perubahan suhu naik atau turun dalam satu hari.
  • Besar kecilnya amplitudo suhu dipengaruhi oleh keadaan permukaan bumi, tinggi rendahnya kelembapan udara, dan sifat arus laut pada laut/samudera sekitarnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.       Kesimpulan

1. Suhu adalah tingkat kemampuan benda dalam memberi atau menerima panas.
2. Suhu di kawasan tersebut memiliki nilai yang berbeda-beda dikarenakan factor ketinggian, karena semakin tinggi tempat maka temperature udaranya semakin rendah, begitu pun sebaliknya.
3. Lamanya penyinaran matahari membuat tinggi temperature.
4. Besar kecilnya amplitudo suhu dipengaruhi oleh keadaan permukaan bumi, tinggi rendahnya kelembapan udara, dan sifat arus laut pada laut/samudera sekitarnya.
5. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan semakin dingin.


B.Saran

Dalam praktikum, diharapkan para praktikan selalu memperhatikan asisten  yang sedang menjelaskan alat-alat dan cara kerja dari alat-alat tersebut sehinga para praktikan dapat dengan mudah melakukan pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

Dengel, G.O.F, 1996, Dasar-Dasar Ilmu Cuaca, J.B Wolters, Gronihgen, Jakarta.
Hassan, U.M, 1970, Dasar-Dasar Meteorologi Pertanian, PT Soeroengan, Jakarta.
Kadir Zailani, 2006, Klimatologi dasar, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala,
          Darussalam, Banda Aceh.
Karmalis Karim,dkk, 1986, Dasar-Dasar Klimatologi, Fakultas Pertanian Universitas
          Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
Benyamin, Lakitan. 1997. Klimatologi Dasar. Radja Grafindo Persada. Jakarta.
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja Grifindo
Persada. Jakarta.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Bogor.
Kartasapoetra, ddk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah. Rineka jaya. Jakarta.
Kristanto, Kensaku. 2002. Hidrologi Untuk Pertanian. PT. Pradya Paramita.
Jakarta.
Sosrodorsono. 2006. Variasi Tanah. Rineka Jaya. Bogor.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar