Cari Blog Ini

Jumat, 23 Desember 2011

Dasar-Dasar Agronomi-lap budidaya jagung manis

I. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak 51, 4 %. Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn.
Sekarang banyak para petani melirik untuk menam jenis jagung manis. Jagung manis (Zea mays L.) sering disebut pula sweet corn belum lama dikenal di Indonesia. Namun, Petani menghargai pupuk buatan karena efek yang cepat dan penggunaannya relatif mudah. Penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dapat mengganggu kehidupan dan keseimbangan tanah, meningkatkan dekomposisi bahan organik, yang kemudian menyebabkan degradasi struktur tanah, kerentanan yang lebih tinggi terhadap kekeringan dan menurunnya hasil panen. Penggunaan pupuk N, P dan K yang terus-menerus menyebabkan penipisan unsur-unsur mikro dan aplikasi N yang tidak seimbang dari pupuk mineral nitrogen menyebabkan menurunnya pH tanah dan ketersediaan fosfor bagi tanaman. Namun demikian, dengan langsung mengganti alternatif non kimia belum tentu akan membuat pertanian lebih berkelanjutan, misalnya penggunaan pupuk kandang secara tidak bijaksana dapat mencemarkan tanah dan air permukaan seburuk pencemaran yang ditimbulkan oleh penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
Berdasarkan uraian di atas pemberian Unsur hara atau nutrisi, baik yang bersumber dari bahan organik maupun pupuk buatan (anorganik) perlu dilakukan secara hati-hati dan bijaksana. Artinya adalah pemberian pupuk tidak semata-mata untuk mengejar pertumbuhan agar tanaman berproduksi secara maksimal, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek kualitas lingkungan dan lestarinya sumber daya alam dalam rangka mewujudkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).
B. Tujuan
1. Mahasiswa mamapu melakukan prinsip budidaya jagung manis.
2. Mahasiswa dapat membandingkan produksi jagung manis yang ditanam dengan jarak tanam dan kerapatan populasi berbeda.
3. Mahasiswa dapat melakukan cara panen tanaman jagung manis.

II. TINJAUAN PUSTAKA
1.     Tinjauan Umum Tanaman
Secara umum tanaman jagung manis (Zea mays) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus :Zea
Spesies : Zea may
(Sulsel.litbang,2008)
Jagung manis adalah suatu forma jagung adalah sayuran yang penting dan popular, khususnya di Amerika Serikat. Di Negara ini setiap tahun lahan seluas 250.000 ha di Tanami jagung manis. Amerika utara memang mendominasi produksi jagung manis dunia. Kepopuleran jagung manis meningkat dengan pesat dan di Negara Eropa dan Asia khususnya Jepang dan Cina. Produksinya cenderung terus menerus meningkat. Secara keseluruhan, jagung adalah bahan pangan bijian yang sangat penting bagi manusia dan ternak dan memiliki banyak kegunaan sebagai pangan dan non pangan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Kandungan nutrisi jagung manis sangat mudah rusak, segera setelah dipetik, zat gulanya berangsur-angsur berubah menjadi zat tepung. Cairan yang menyerupai susu dan manis didalam biji sedikit demi sedikit akan meleleh dan menjadi seperti bubur. Perubahan itu akan mengakibatkan jagung manis yang mula-mula terasa manis lambat laun akan menjadi hambar (Sumoprastowo, 2000).
B. Syarat Tumbuh
Jagung manis beradaptasi cukup baik terhadap iklim bebas bunga es, dan di tanam hingga lintang sejauh 50 C’ dari khatulistiwa. Namun, jagung manis tidak beradaptasi baik pada kondisi tropika basah. Hari panas dan suhu malam yang tinggi meningkatkan pertumbuhan secara keseluruhan dan suhu malam yang tinggi meningkatkanpertumbuhan secara keseluruhqan walaupun suhu panas adalah ideal untuk pertumbuhan vegetatif dan tongkol suhu sedang adalah optimum unutk akumulasi karbohidrat. Jagung cocok ntuk daerah yang beriklim selalu basah. Curah hujan selama pertumbuhannya jangan sampai dibawah 200mm / bulan. Curah hujan yang paling baik adalah diantara 450 – 600 mm dengan suhu udara panas antara waktu- waktu hujan (Sulsel, 2008)
Jagung manis tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih di ssukai karena mampu menaha lengas yang tinggi. Tanaman ini peka terhadap tah masam dan tumbuhb baik pada kisaran pH antara 6,0 – 6,8 dan agak toleran terhadap- kondisi basa. Hampir selalu di tanamn dengan kedalaman 3-5 cm. Jarak tanam rata-rata jagung manis umumnya 20-25 cm dalam barisan dan 70- 90 cm antar barisan (Sumoprastow0, 2000).
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, antara pelepah daun dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter yang khas, di miliki famili Poaceae. Setiap stroma di kelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi deposit air pada sel-sel daun (Sutherland, 1996).
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa ukuran akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menjaga tegaknya tanaman (Erwin dan Mortensen, 1970).
Batang jagung tegak dan mudah terlihat sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti pada padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbbentuk rosset. Batang beruas-ruas, ruas terbubgkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak benyak mengandung lignin (Rubatzky dan yamaguchi, 1998).
Jagung memiliki bungan jantan da bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman. Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku bunga Poaceae , yang disebut floret. Pada jagung dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (Tunggal; gluma). Bunga jantan tumbuh dibagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (ruflorescence). Serbuk sari bewarna kuning da beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari diantara batang dan pelepah daun. Pada umumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif dan di sebut sebagai varietas porolifik.Bunga jantan cenderrung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini dari pada bunga betinanya (Protandri). Bunga betina jagung berupa tongkol yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut-rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putih (Rubatzky dan yamaguchi, 1998).
Biji jagung mengandung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandumngan karbohidrat dapat mencapai 80 % seluruh bahan kuning biji. Karbohidrat dalam bentuk pati pada umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung, ketan sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan giji tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa manios ketika masih muda (Rubatzky dan yamaguchi, 1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar