MAKALAH ASISTENSI
MEKANISASI PERTANIAN
TRAKTOR BESERTA KOMPONENNYA
Oleh:
ESSY NOVITA SARI
05101007066
Asisten:
1.
M.Rizky Fitrayansyah
2.
Maridian Saputra
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Alat dan
mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang digunakan dalam usaha pertanian. Beberapa
contoh alat pertanian adalah sprayer tipe gendong dan alat penanam benih
padi (transplanter). Sedangkan contoh mesin adalah traktor roda dua, mesin penggiling, dan mesin pemanen
padi.
Alat dan mesin pertanian memiliki
berbagai peranan dalam usaha pertanian, antara lain:
- Menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja
- Antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun
- Meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat
- Meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil dapat diandalkan serta mutu terjamin
- Meningkatkan kenyamanan dan keamanan sehingga menambah produktivitas kerja
- Mengerjakan tugas khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia
- Memberikan peran dalam pertumbuhan di sektor non pertanian
Sebagai contoh, pekerjaan pengolahan tanah
sawah bila
menggunakan tenaga manusia diperlukan 50 hari kerja per hektar. Bila dibajak
dengan kerbau,
membutuhkan 25 hari kerja per hektar. Sedangkan jika dikerjakan dengan traktor
roda dua, cukup 10 jam per hektar.
Alat dan mesin (alsin) pertanian
dikelompokkan menjadi dua: alsin budidaya tanaman dan alsin pengolahan hasil
pertanian. Alsin budidaya pertanian adalah alsin yang digunakan untuk produksi
tanaman dan ternak. Contoh alsin untuk produksi tanaman adalah alsin pengolah
tanah, mesin tanam, sprayer, mesin pemanen, dan sebagainya. Contoh alsin
budidaya ternak adalah alsin penyiapan pakan, aerator, pemerah susu, dan sebagainya.
Alsin pengolahan hasil pertanian
adalah alsin yang digunakan untuk menangani atau mengolah hasil tanaman atau
hasil ternak. Contoh alsin penanganan dan pengolahan hasil tanaman dan ternak
adalah Rice Milling
Unit, pengering, thresher, mesin sortasi, mesin pengolah biji
sawit, dan sebagainya.
Tenaga yang digunakan untuk
menggerakan alat dan mesin pertanian di antaranya tenaga manusia, tenaga hewan,
tenaga angin, tenaga uap, hingga mesin bensin dan diesel. Lebih lengkapnya,
lihat tenaga pertanian.
Daya untuk alat
dan mesin pertanian pada awalnya adalah tenaga kuda dan hewan lainnya. Dengan adanya penemuan mesin uap,
muncul mesin-mesin yang mampu digunakan di lapang (mesin portabel),
dan kemudian mesin traksi yang menggantikan fungsi kuda dalam menarik alat dan
mesin pertanian. Mesin ini dulunya merupakan modifikasi dari lokomotif uap.
Mesin uap ini juga mampu menggerakan mesin lainnya melalui mekanisme sabuk dan
puli.
Mesin pembakaran dalam (internal combustion engine)
mulai menggantikan mesin uap sebagai mesin portabel dan sumber daya pada traktor karena
efisiensi dan besarnya daya yang dihasilkan mesin jenis ini pada ukuran mesin
yang relatif kecil.
Pada awalnya mesin bensin
digunakan, namun perlahan digantikan oleh mesin diesel
karena mampu menghasilkan daya yang tinggi pada waktu yang relatif lebih lama.
Mesin jenis ini juga menjadi kunci perkembangan mesin combine
harvester yang
merupakan mesin pemanen yang memiliki sumber daya sendiri sehingga tidak
digerakkan dengan traktor.
Selain traktor, kendaraan lain yang
juga digunakan untuk usaha pertanian antara lain truk untuk pengangkutan hasil pertanian,
dan pesawat terbang untuk penyemprotan di udara.
B. Tujuan
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui jenis traktor beserta
komponen-komponennya.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengolahan Tanah
Pemecahan tanah melibatkan fenomena
fisika-mekanika sebagai berikut, yaitu : pada satu elemen dan pada suatu skala
mikro, pembebanan akan menyebabkan tekanan pada tanah dan dalam keadaan
tertentu tegangan yang timbul tidak tersebar secara merata tetapi terkonsentrasi
pada beberapa lokasi pada kumpulan elemen tersebut. Tekanan ini akan
menyebabkan pecahnya ikatan antara partikel-partikel tanah pada lokasi-lokasi tersebut.
Pada umumnya konsentrasi dari tekanan
tinggi akan diikuti dengan konsentrasi tegangan basar yang pada akhirnya
menyebabkan terjadinya peruntuhan (failure). Pemecahan elemen terjadi akibat
penetrasi kerucut (cone) kedalam blok tanah yang berkelanjutan sampai terjadi
pemecahan clod oleh beban vertikal tersebut. Untuk keperluan tertentu pemadatan
diperlukan untuk memperkuat bagian tanah yang lemah. Deformasi yang terjadi
apakah stabil atau tidak akan sangat tergantung pada bentuk tegangan (stress
state) dan karakteristik dari tanah. Karakteristik dari tanah mempunyai dua
arti dalam kaitannya dengan stabilitas, karena bentuk tegangan dalam suatu
proses pengolahan tanah juga dipengaruhi oleh sifat tanah : pada tanah yang
sangat plastis, deformasi yang berlebihan kadang-kadang menghambat adanya
bentuk tegangan sebagaimana disebut favor unstable phenomena.
B. Alat Pengolah Tanah
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa
pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan
tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam. Pengolahan tanah
merupakan proses terberat dari keseluruhan proses budidaya. Konsumsi energy
sekitar 1/3 dari total kebutuhan energy
1. Macam-Macam Pengolahan Tanah
1. Macam-Macam Pengolahan Tanah
a. Pengolahan Tanah
Primer
Kegiatan pengolahan tanah pertama (awal) dengan kedalaman
lebih dari 15 cm s.d 90 cm.
Tujuan
1)Adapun tujuan pengolahan tanah primer adalah untuk:
1)Adapun tujuan pengolahan tanah primer adalah untuk:
a) Memberantas gulma.
b) Memperbaiki struktur tanah agar lebih baik untuk
pertumbuhan tanaman.
c) Menempatkan seresah agar terdekomposisi dengan baik.
d) Menurunkan laju erosi dengan cara pengolahan yang sesuai.
e) Meratakan tanah.
f) Mencampur pupuk dengan tanah.
g) Mempersiapkan tanah untuk pemberian air irigasi.
2) Alat Pengolahan Tanah Primer
a) Bajak Singkal (Moldboard Flow)
b) Bajak Piring (disk plow)
c) Bajak Rotary (rotary plow)
d) Bajak Chisel
e) Bajak Subsoil
f) Bajak Raksasa
b. Pengolahan Tanah Sekunder
Pengolahan tanah kedua dilakukan
setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua, tanah menjadi gembur dan
rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu
dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberilcan
kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guludaa atau
alur untuk pertanaman.
Alat pengolah tanah kedua yang
menggunakau daya traktor antara lain: 1) garu (harrow), 2) perata dan
penggembur (land roller dan pulverizer), dan 3) alat-alat lainnya(Anonim,
2011).
BAB
III
PEMBAHASAN
A. TRAKTOR
Traktor pertanian saat ini menjadi
komponen yang tak terpisahkan dari pembangunan pertanian dan pedesaan. Kita
sakasikan perkembangan yang pesat penggunaan traktor tangan di pedesaan. Kita
saksikan bahwa jarang penduduk yang telah merasakan manfaat penggunaan traktor
untuk melakukan pekerjaan pengolahan tanah secara cepat kemudian beralih
memilih menggunakan hewan atau tenaga otot untuk pekerjaan yang sama. Hal
tersebut karena mereka dapat memperbandingkan bahwa ternyata melakukan
pengolahan tanah dengan traktor lebih menguntungkan dibanding cara lain.
Dari asal katanya, traktor berarti alat peghela. Memang fungsi utama traktor ialah untuk menghela
sesuatu. Itulah sebabnya semua traktor tentu pada bagian belakangnya
dilengkapi dengan sambungan untuk tempat menggandeng alat yang akan dihela
tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan bermesin yang khusus dirancang
untuk menjadi penghela. Dari sejarahnya, traktor memang dirancang awalnya untuk
mengganti hewan hela dengan mesin yang lebih kuat.
Pada saat ini traktor digunakan untuk
berbagai keperluan. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk pengolahan tanah,
karena memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian yang
relatif membutuhkan daya yang besar dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu
traktor juga digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan tanaman, untuk
memutar pompa irigasi, untuk pemanen (dengan memasang pisau reaper), untuk
memutar perontok padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk,
peralatan, sampai hasil pertanian.
Traktor
tangan (hand tractor) adalah sumber penggerak dari implemen (peralatan)
pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun
sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena dapat
digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang lain, seperti : pompa air, alat
prosesing, trailer, dan lain-lain.
Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan
dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Traktor tangan
berbahan bakar Solar
2. Traktor tangan
berbahan bakar bensin
3. Traktor tangan
berbahan bakar minyak tanah (kerosin)
Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
- Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp
- Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 – 7 hp
- Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7–12 hp
Catatan :
Traktor dengan bahan bakar bensin dan
minyak tanah biasanya berukuran kurang dari 7 hp. Jenis motor yang paling
banyak digunakan traktor tangan di Indonesia adalah motor berbahan bakar solar.
Untuk lebih mengenal traktor tangan maka Langkah pertama yang harus dipelajari
oleh calon operator untuk dapat mengoperasikan traktor tangan adalah mengenal
traktor tangan itu sendiri. Bagian-bagian utama dari traktor tangan dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Keterangan:
1. As (poros) roda
1. Tuas kopling kemudi
belok kanan
2. Stang kemudi
3. Tuas gas
4. Kemudi pembantu
5. Tuas persneleng utama
6. Tuas kopling utama
7. Tuas persneleng cepat
lambat
8. Tuas penyangga depan
9. Gantungan pisasu
rotary
10. Pully penegang
11. Penyangga depan
12. Kerangka
13. Pemberat depan
14. Pully mesin
15. V-belt
16. Pully utama
17. Penutup V-belt
18. Gear box (rumah
persneleng)
19. Tutup kotak peralatan
20. Tombol lampu dan bel
21. Tuas kopling kemudi
belok kiri
22. Tuas persneling mesin
rotari
23. Ban
B. BAJAK
Bajak /plow
(peralatan pengolahan tanah pertama). Bajak berdasarkan bentuk dan
kegunaannya dibedakan atas : bajak singkal (moldboard plow), bajak piringan
(disc plow), bajak putar (rotary plow), bajak pahat (chisel plow), bajak tanah
bawah (sub soil plow).
a.
Bajak singkal (moldboard plow)
Bajak singkal termasuk bajak yang
paling tua. Di Indonesia bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh
petani untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau
kerbau sebagai sumber daya penariknya.
Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu
bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah
(two-way moldboard plow). Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal
dimana pada waktu pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya pada
satu arah saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah arah
pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu ke kanan dan ke
kiri. Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang aktif mengolah tanah adalah
pisau bajak (share), singkal (moldboard) dan penstabil bajak (landside).
|
|
Bajak singkal
(Moldboard plow) |
Fungsi dari pisau bajak adalah untuk
memotong tanah secara horisontal. Biasanya alat ini terbuat dari logam yang
berbentuk tajam. Singkal berfungsi untuk menghancurkan dan membalik tanah,
karena bentuknya yang melengkung maka pada waktu bajak bergerak maju, tanah
yang terpotong akan terangkat ke atas dan kemudian dibalik dan dilemparkan
sesuai dengan arah pembalikan bajak. Landside berfungsi untuk mempertahankan
gerak maju bajak agar tetap lurus, dengan cara menahan atau mengimbangi gaya
kesamping yang diterima bajak singkal pada waktu bajak tersebut digunakan untuk
memotong dan membalik tanah.
Untuk meyempurnakan hasil kerjanya,
selain bagian-bagian utama di atas, bajak singkal juga dilengkapi dengan
perlengkapan tambahan, yaitu roda alur penstabil (furrow wheel), roda dukung
(land wheel), kolter, jointer dan kerangka.
Furrow wheel berfungsi untuk menjaga
kestabilan pembajakan. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga
kedalamannya konstan. Kolter berfungsi untuk memotong seresah dan memotong
tanah ke arah vertikal sehingga pembalikan tanah menjadi lebih ringan dan
biasanya dipasang di depan bajak serta berada sedikit di atas mata bajak.
Jointer berfungsi untuk memungkinkan penutupan seresah lebih sempurna dalam
pembajakan, terpasang di atas pisau bajak dengan kedalaman kerja + 5 cm. Pada
kerangka terdapat titik penggandengan yang nantinya akan dirangkaikan dengan
sumber daya penariknya.
Penggunaan bajak singkal ini memiliki
beberapa kelebihan, antara lain : pembalikan tanah lebih seragam pada tiap
petak tanah yang diolah, lebih praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur,
tidak menimbulkan alur mati (dead furrow) atau alur punggung (back furrow)
sehingga pembajakan lebih rata. Bajak singkal dapat dipergunakan untuk mengait
dan mencacah gulma, serta pembajakan di bawah vegetasi hijau yang tinggi. Bajak
ini bekerja dengan ditarik oleh penggandeng misalnya traktor. Namun bajak jenis
ini konstruksinya biasanya lebih berat dan lebih rumit, sehingga untuk ukuran
yang besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya,
dengan tenaga operator yang lebih terampil.
b. Bajak piringan (disc plow
Bajak
piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu untuk pengolahan tanah
pertama tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti
parabola dan berfungsi untuk memotong dan membalik tanah.
|
c. Bajak putar (rotary plow)
Bajak rotary tipe
vertikal
Pengolahan tanah dengan bajak akan
menghasilkan bongkahan-bongkahan yang besar, sehingga biasanya masih diperlukan
tambahan pengerjaan untuk memperoleh keadaan tanah yang lebih halus lagi.
Dengan menggunakan bajak putar pengerjaannya hanya
dilakukan sekali tempuh. Bajak putar ini dapat digunakan pada tanah yang
kering maupun tanah sawah, kadang-kadang juga digunakan untuk mengerjakan
tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan atau
pendangiran. Penggunaan bajak rotari untuk pengolahan tanah dapat memberikan
hasil yang lebih baik (baik untuk tanah kering maupun tanah basah).
|
|
Bajak putar (rotary plow)
|
Untuk mengatasi lengketnya tanah pada
pisau maka dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat
putaran pada rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor
akan lebih banyak daya yang digunakan, namun akan diperoleh hasil penggemburan
yang lebih halus.
Rotari memiliki bagian-bagian yang
sangat penting, yaitu : pisau, poros putar, rotor, penutup belakang (rear
shield) dan roda dukung (land wheel). Pisau berfungsi untuk mencacah tanah pada
waktu pengolahan tanah dengan bajak putar, pisau-pisau potong biasanya dipasang
pada poros yang digerakkan horisontal yang bekerja dengan 300 putaran per
menit. Rotor berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar.
Rear shield berfungsi untuk membantu penghancuran tanah, adanya penutup
belakang ini memungkinkan tanah lebih hancur karena tanah yang terlempar dari
pisau terbentur pada penutup. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman
pengolahan tanah.
Prinsip kerja dari rotary ini adalah :
pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar sehingga beban terhadap mesin
merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Sewaktu rotor berputar dan
alat bergerak maju maka pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong
dalam sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan kecepatan bergerak maju.
Gerakan putaran rotor-rotor (pisau-pisau) diakibatkan daya dari rotor yang
diteruskan melalui sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.
d.
Bajak pahat (chisel plow)
Dalam pengolahan tanah, bajak pahat
berfungsi untuk merobek dan menembus tanah dengan menggunakan alat yang
menyerupai pahat atau ujung sekop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point.
Mata pahat ini terletak pada ujung tangkai atau batang yang disebut bar.
Adapun fungsi dari baja pahat adalah
untuk memecahkan tanah yang keras dan kering, dan ini biasanya dilakukan
sebelum pembajakan untuk tanah tertentu, digunakan untuk pengerjaan pada tanah
bawah, dipergunakan pada tanah yang berjerami dan untuk menutup sisa-sisa
perakaran yang berada dalam tanah dan juga berfungsi untuk memperbaiki
infiltrasi air pada tanah sehingga dapat mengurangi erosi.
Pada dasarnya bajak pahat ini dipakai untuk
pembajakan dangkal maupun pembajakan dalam sampai kedalaman 45 cm atau lebih
tergantung pada keperluan dan jenis mata pahatnya. Jenis dan lebar alat
bervariasi tergantung dari keperluan dan sumber daya penariknya.
e.Bajak tanah bawah (sub soil
plow)
Bajak tanah bawah berfungsi untuk
merobek dan menembus lapisan tanah sub soil dengan menggunakan alat yang
menyerupai pahat namun ukuran dan kedalamannya lebih besar.
C. GARU (HARROW)
Tanah setelah dibajak pada pengolahan
tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkah-bongkah tanah yang cukup
besar, maka untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan tanah yang
terolah dilakukan pengolahan tanah kedua.
Alat dan mesin pertanian yang digunakan
untuk melakukan pengolahan tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu
(harrow). Penggunaan garu sebagai pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk
lebih meghancurkan dan meratakan permukaan tanah hingga lebih baik untuk
pertumbuhan benih maupun tanaman, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah
dan meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih
menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya dengan tanah.
Macam-macam garu yang digunakan untuk
pengolahan tanah kedua adalah : garu piringan (disk harrow); garu bergigi paku
(spikes tooth harrow); garu bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu
untuk pekerjaan khusus (special harrow).
1. Garu piringan (disk
harrow)
Pada prinsipnya peralatan pengolahan
tanah ini hampir menyerupai bajak piringan, khususnya bajak piringan vertikal.
Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan dan jumlah piringannya.
Garu piringan mempunyai ukuran dan
kecekungan piringan yang lebih kecil
dibandingkan dengan bajak, hal ini disebabkan pengolahan
tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan pembalikan tanah yang
efektif seperti pengolahan tanah pertama. Selanjutnya karena draft penggaruan
lebih kecil dari draft pembajakan, maka dengan besar daya penarikan yang sama,
lebar kerja garu akan lebih besar dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan
demikian jumlah piringan garu piringan dengan sendirinya akan lebih banyak
dibandingkan dengan bajak piringan.
Seperti bajak piringan, bagian-bagian
utama dari garu piringan terdiri atas: piringan; poros piringan; penggarak
piringan; kerangka. Kadang kala dilengkapi pula dengan roda dukung, apabila
sistem penggandengan dengan daya penariknya menggunakan sistem hela (trailing).
Garu piringan biasanya tidak dilengkapi dengan roda alur penstabil.
Beberapa piringan dari garu piringan
dirangkai menjadi satu rangkaian dengan menggunakan satu poros,
rangkaian-rangkaian ini biasa disebut sebagai rangkaian piringan (disk gang).
Konstruksi garu piringan umumnya terdiri atas dua rangkaian piringan atau empat
rangkaian piringan. Ditinjau dari proses penghancuran tanah, langkah penggaruan
dapat dibedakan atas ; penggaruan satu aksi (single action) dan penggaruan dua
aksi (double action).
Didasarkan atas uraian di atas, garu
piringan dibedakan atas garu piringan dua rangkaian satu aksi (single action
two gang disk harrow); garu piringan dua rangkaian dua aksi (double action two
gang disk harrow); garu piringan empat rangkaian dua aksi atau biasanya disebut
tandem (tandem disk harrow). Untukjelasnya konstruksi dari bermacam-macam garu
piringan dapat dilihat pada gambar.
2. Garu bergigi paku (spikes tooth harrow)
Garu bergigi paku atau biasa disebut
sebagai garu sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di
Indonesia. Garu sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu dan
biasa digunakan untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan basah, sebagai
pekerjaan lanjutan setelah tanah diolah dengan bajak singkal.
Garu bergigi paku yang ditarik dengan
tenaga traktor gigi-giginya terbuat dari bahan logam, dipasang pada batang
penempatan (tooth bar) dengan di klem atau di las. Konstruksi garu bergigi paku
yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri dari satu batang
penempatan. Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun berselang-seling
antara batang penempatan yang satu dengan lainnya. Bentuk gigi paku sangat
bervariasi ada yang lurus runcing dan ada yang pipih, ada pula yang berbentuk
blimbingan (diamond shape). Kadangkala batang penempatan posisinya dapat diatur
atau diputar sehingga memungkinkan untuk merubah sudut gigi pakunya, guna
mengatur masuknya gigi di dalam tanah. Batang-batang penempatan
selanjutnya dipasangkan pada kerangka penguat dari garu
tersebut.
Dengan demikian bagian-bagian utama
garu bergigi paku atau garu sisir adalah terdiri atas ; gigi paku, batang
penempatan dan kerangka penguat. Garu bergigi paku terutama digunakan untuk
meratakan dan menghaluskan tanah sesudah
pembajakan, lebih cocok digunakan untuk tanah yang mudah
hancur. Alat ini cukup efektif untuk memberantas tanaman pengganggu khususnya
yang masih kecil-kecil, atau baru tumbuh.
3. Garu bergigi per (spring tooth harrow)
Garu bergigi per ini secara keseluruhan
konstruksinya hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat
dari per atau pegas. Juga digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah
sesudah pembajakan. Alat ini juga lebih sesuai digunakan untuk tanah yang mudah
dihancurkan. Cocok untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang cukup
kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi kedalaman
yang lebih besar dibandingkan dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya yang
lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut
akar-akar tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah.
4. Garu-garu khusus (special harrow)
Jenis garu-garu khusus, biasanya
digunakan untuk mengerjakan pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih khusus.
Sebagai misal, pengolahan tanah dengan tujuan khusus untuk memusnahkan tanaman
pengganggu, menghancurkan seresah, atau untuk menggemburkan tanah
secara intensif, atau mungkin bertujuan untuk membuat
bedengan (seed bed) yang lebih layak.
Penggunaan garu-garu khusus biasanya
dilakukan setelah pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua.
Macam-macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau seresah
(weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross harrow); penggemburan tanah
(soil surgeon).
BAB
IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Traktor digunakan
untuk berbagai keperluan. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk pengolahan
tanah, karena memang pekerjaan pengolahan tanah.
2. Bajak adalah alah
satu alat untuk menggemburkan tanah.
3. Penggunaan garu
sebagai pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk lebih menghancurkan dan
meratakan permukaan tanah.
B. Saran
Untuk
menyempurnakan makalah ini penulis mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang membangun karena penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.http://saepudinkeinginanuntukmaju.blogspot.com/2009/09/pengolahan
-tanah.html. diakses pada tanggal 18 Desember 2011.
terimah kah telah menyediahkan makalahnya :)
BalasHapusSaya akan merekomendasikan siapa pun yang mencari pinjaman Bisnis ke Le_Meridian, mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulai bisnis Quilting saya dan itu cepat. Ketika mendapatkan pinjaman dari mereka, mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka dapat membiayai hingga jumlah $ 500,000,000.00 (Lima Ratus Juta Dolar) di wilayah mana pun di dunia selama ada 1,9% ROI yang dapat dijamin pada proyek tersebut. Prosesnya cepat dan aman. Itu benar-benar pengalaman positif. Hindari penipu di sini dan hubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika Anda mencari pinjaman bisnis.
BalasHapus