Cari Blog Ini

Jumat, 23 Desember 2011

laporan tetap ekologi pertanian-suksesi tumbuhan

BAB I
PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang
Dinamika di alam adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari. Segala sesuatu yang sekarang ada sebenarnya hanyalah merupakan suatu stadium dari deretan proses perubahan yang tidak pernah ada akhirnya. Keadaan keseimbangan yang tampaknya begitu mantap, hanyalah bersifat relatif karena keadaan itu segera akan berubah jika salah satu dari komponennya mengalami perubahan.
Lucy E. Braun (1956) mengatakan bahwa vegetasi merupakan sistem yang dinamik, sebentar menunjukkan pergantian yang kompleks kemudian nampak tenang, dan bila dilihat hubungan dengan habitatnya, akan nampak jelas pergantiannya setelah mencapai keseimbangan. Pengamatan yang lama pada pergantian vegetasi di alam menghasilkan konsep suksesi.
Suksesi vegetasi menurut Odum adalah: urutan proses pergantian komunitas tanaman di dalam satu kesatuan habitat, sedangkan menurut Salisbury adalah kecenderungan kompetitif setiap individu dalam setiap fase perkembangan sampai mencapai klimaks, dan menurut Clements adalah proses alami dengan terjadinya koloni yang bergantian, biasanya dari koloni sederhana ke yang lebih kompleks.
Odum (1971) mengatakan bahwa adanya pergantian komunitas cenderung mengubah lingkungan fisik sehingga habitat cocok untuk komunitas lain sampai keseimbangan biotik dan abiotik tercapai.
Komunitas yang terdiri dari beberapa populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa.Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan disebut suksesi ekologi atau suksesi.Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis).Di alam terdapat dua macam suksesi yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder
Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan  ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehgga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung merapi, endapan lumpur yang baru di sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batu bara, dan minyak bumi.
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme, sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angina kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakarn padang rumput dengan sengaja.
Penyebab Suksesi
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi.
2. Topografi
Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:
* Erosi:
Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai.
* Pengendapan (denudasi):
Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut.
3. Biotik
Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.
1.     Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui proses suksesi alam dengan lahan garapan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keadaan bumi selalu berubah-ubah. Kandungan CO2 dan O2 dalam udara, iklimnya, gunungnya, flora dan faunanya tidaklah tetap. Dalam skala yang kecil kita lihat pada gunung Krakatau. Setelah letusannya yang amat dahsyat dalam tahun 1883, kehidupan di pulau itu dapat dikatakan terhapus. Dari penelitian yang dilakukan secara berulang dalam jangka waktu panjang, dapatlah diketahui kehidupan kembali lagi. Mula-mula terdapat tumbuhan tingkat rendah, seperti lumut dan paku-pakuan. Kemudian tumbuhan tingkat tinggi. Proses ini disebut suksesi (Soemarwoto, 1983:24).
Suatu daerah tidak tetap demikian untuk waktu yang lama. Diawali dengan tumbuhan daerah itu segera dihuni oleh beragam spesies tumbuhan atau hewan. Organisme-organisme ini mengubah habitat yang membuatnya sesuai bagi spesies lain menjadi mantap. Masa pendewasaan perkembangan suatu daerah seringkali mencapai suatu keadaan relatif stabil yang diberikan sebagai tahapan klimaks. Selama masa perkembangan ini, penghunian suatu daerah baru, pertama-tama oleh tumbuhan melandasi jalan bagi hewan-hewan untuk tinggal di dalamnya disebut suksesi. Suksesi adalah suatu cara umum perubahan progresif dalam komposisi spesies suatu komunitas yang sedang berkembang. Hal ini secara bertahap disebabkan oleh reaksi biotik dan berlangsung melalui sederetan tahapan dari tahapan pelopor menuju tahapan klimaks (Michael, 1996:383).
Vegetasi yang dibiarkan demikian saja, menunjukkan kecenderungan untuk berubah ke suatu arah tertentu. Biasanya dari komunitas yang tidak begitu rumit yang terdiri atas tumbuh-tumbuhan kecil menjadi komunitas yang lebih kompleks yang didominasi oleh tumbuh-tumbuhan yang lebih besar (atau bagaimanapun menimbulkan kesan adanya kompetisi yang lebih besar). Perubahan itu bersifat kontinu, tahap-tahap yang dikenal hanya merupakan ruas-ruas ungkapan vegetasi. Demikian itulah yang disebut suksesi (Polunin, 1960:761).
Proses pengorganisasian sendiri dengan mana ekosistem-ekosistem mengembangkan struktur dan proses ekologi dari energi yang tersedia disebut suksesi. Suksesi meliputi pengorganisasian menjadi mantap dan kadang-kadang kembali ke awal (retrogess). Suksesi dipertimbangkan berakhir apabila suatu pola ke suatu kondisi yang kurang terorganisir memulai melakukan suksesi lagi. Klimaks adalah merupakan puncak pertumbuhan atau puncak tertinggi yang telah dicapai (Odum, 1992:456).
Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis) (Suharno, 1999:184).
Suksesi tumbuhan adalah penggantian suatu komunitas tumbuh-tumbuhanoleh yang lain. Hal ini dapat terjadi pada tahap integrasi lambat ketika tempattumbuh mula-mula sangat keras sehingga sedikit tumbuhan dapat tumbuhdiatasnya, atau suksesi tersebut dapat terjadi sangat cepat ketika suatu komunitasdirusak oleh suatu faktor seperti api, banjir, atau epidemi serangga dan digantioleh yang lain (Daniel,et al, 1992).
Perubahan bersifat kontinu, rentetan suatu perkembangan komunitas yangmerupakan suatu sera dan mengarah ke suatu keadaan yang mantap (stabil) danpermanen yang disebut klimaks. Tansley (1920) mendefinisikan suksesi sebagaiperubahan tahap demi tahap yang terjadi dalam vegetasi pada suatu kecendrungan daerah pada permukaan bumi dari suatu populasi berganti dengan yang lain. Clements (1916) membedakan enam sub-komponen : (a) nudation; (b) migrasi;(c) excesis; (d) kompetisi; (e) reaksi; (f) final stabilisasi, klimaks. UraianClements mengenai suksesi masih tetap berlaku. Bagaimanapun sesuatu mungkin menekankan subproses yang lain, contohnya perubahan angka dalam populasimerubah bentuk hidup integrasi atau perubahan dari genetik adaptasi populasidalam aliran evolusi. Suksesi sebagai suatu studi orientasi yang memperhatikan semuaperubahan dalam vegetasi yang terjadi pada habitat sama dalam suatu perjalananwaktu (Mueller-Dombois and Ellenberg, 1974).
Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi akan berakhir dengan pembentukan suatu komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dalam suksesi dikenal suksesi primer dan suksesi sekunder. Perbedaan antara dua suksesi ini terletak pada kondisi habitat pada awal suksesi terjadi (Jamili dan Muksin, 2003:5).
Apabila perkembangan dimulai di suatu daerah yang sebelumnya belum pernah diduduki oleh suatu komunitas (seperti misalnya batu yang baru saja muncul atau permukaan pasir, atau aliran lava), maka prosesnya dikenal sebagai suksesi primer. Apabila perkembangan komunitas berlangsung dalam daerah yang pernah diduduki komunitas lain (seperti misalnya padang pertanian yang ditinggalkan atau hutan yang telah ditebang ), prosesnya disebut suksesi sekunder. Suksesi sekunder biasanya lebih cepat sebab beberapa makhluk atau benih-benihnya telah hidup dan ada, dan daerah yang sebelumnya telah diduduki itu lebih mau menerima perkembangan komunitas daripada yang steril. Suksesi primer cenderung mulai pada tahap produktivitas yang lebih rendah daripada suksesi sekunder (Odum, 1996:322-323).
Menarik untuk diteropong lebih dekat ialah kedudukan dan peran bermacam jenis pionir yang ternyata begitu penting dalam suksesi primer. Pada dasarnya jenis-jenis itu hidup pada lingkungan habitat yang sangat gersang. Jenis pionir harus merupakan jenis generalis dengan relung yang lebar, mampu bertahan terhadap fluktuasi faktor abiotik yang tidak melemah karena pengaruh kekuatan intrakomunitas (Wirakusumah, 2003:142).
Suksesi sekunder terjadi apabila suatu suksesi normal atau ekosistem alami terganggu / dirusak. Kebakaran, perladangan, penebangan secara selektif, penggembalaan dan banjir adalah contoh kegiatan manusia yang menimbulkan gangguan tersebut. Gangguan ini tidak sampai merusak total tempat tumbuh, sehingga dalam ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contoh: kondisi hutan yang terlantar atau tanah garapan yang ditinggalkan. Hal ini menyebabkan perbedaan suksesi sekunder dan suksesi primer terletak pada kondisi awal habitatnya. Pada suksesi primer, habitat awal terdiri atas habitat yang sama sekali baru sehingga tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tahap awal berasal dari biji dan benih yang datang dari luar. Sedangkan pada suksesi sekunder, biji dan benih tidak saja berasal dari luar tetapi juga dari dalam habitat itu sendiri (Arief, 1994:32-33).

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.     Tempat dan Waktu
Pada praktikum suksesi tumbuhan ini dilakukan di lahan garapan jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Dilaksanakan pada hari senin tanggal 18 april dari jam 08.00 sampai dengan selesai.
1.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain 1) parang, 2) meteran, dan 3) cangkul
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) tali plastic dan 2) kayu.
1.     Cara Kerja
2.    Bersihkan lahan garapan dengan cangkul dari rumput dan tumbuhan lain yang ada, seluas 25 m2
3.    Bagi lahan tersebut menjadi petak kecil yang berukuran 1 x 1m2 dengan menggunakan meteran dan sibatasi oleh tali raffia. Selanjutnya biarkan petak tersebut selama satu minggu.
4.    Setelah satu minggu, amati jenis tumuhan yang tumbuh pada masing-masing petak 1 x 1 m2 dan catat jumlah, serta tinggi masing-masing tumbuhan.
5.    Pengamatan dilakukan terus setiap minggu hingga delapan minggu.
6.    Catat perubahan komposisi tumbuhan tersebut dan bandingkan hasil pengamatam setiap minggu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.     Kesimpulan
2.    Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula.
3.    Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru.
4.    Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya.
5.    Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia.
6.    Perubahan bersifat kontinu, rentetan suatu perkembangan komunitas yang merupakan suatu sera dan mengarah ke suatu keadaan yang mantap (stabil) dan permanen yang disebut klimaks.
1.     Saran
Sebaiknya pengamatan suksesi harus lebih teliti dalam mengamati dan mengukur  jenis tumbuhan yang tumbuh pada lahan garapan.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, A., 1994, Hutan : Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan, Yayasan
Obor Indonesia, Jakarta.
Jamili, Muksin, 2003, Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ekologi, FMIPA Unhalu,Ke
ndari.
Michael, P., 1996, Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium,
UI Press, Jakarta.
Odum, H. T., 1992, Ekologi Sistem Suatu Pengantar, UGM Press, Yogyakarta.
Odum, E. P., 1996, Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga, UGM Press, Yogyakarta.
Polunin, M., 1960, Pengantar Geografi dan Beberapa Ilmu Serumpun, UGM Press,Y
ogyakarta.
Soemarwoto, O., 1983, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Djambatan,J
akarta.
Soeriatmadja, R. E., 1977, Ilmu Lingkungan, ITB, Bandung.
Suharno, 1999, Biologi, Erlangga, Jakarta.
Wirakusumah, S., 2003, Dasar-dasar Ekologi :Menopang Pengetahuan Ilmu-ilmu lin
gkungan, UI Press, Jakarta.

1 komentar:

  1. laporan yang bagus dan sangat menarik menurut saya,., dipikiran saya tersirat bahwa membuat lapora ini tidaklah mudah,., maka saya memberi anda "jempol",., salam kenal saya AMIR

    BalasHapus