I.PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hujan
merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri
dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol seperti embun
dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari
awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap
ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut virga.
Hujan memainkan peran penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut
mnguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun
kembali ke bumi, dan akhirnya kambali ke laut melalui sungai untuk
menanggulangi daur ulang itu semua.
Jumlah air hujan di ukur menggunakan pengukur hujan atau omborometer. Ia
dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan
diukur kurang lebih 0,25mm. Satuan curah hujan menurt SI adalah millimeter,
yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi.
Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk “lonjong”, lebar di bawah dan
menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampi bulat. Air
hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang
lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat di
banding air hujan yang lebih kecil.
Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Airhujan dengan pH di bawah 5,6
dianggap hujan asam. Banyak orang yang menganggap bahwa bau yang tercium pada
saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah
petrichor, minyak atsiri yang di produksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh
batuan dan tanah, dan kemudian di lepas ke udara pada saat hujan.
Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya: hujan siklonal, yaitu hujan yang
terjadi kerena udara panas yang naik disetai dengan angin berputar. Hujan
zenihal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator akibat
pertemuan angin pasat timur laut dengan air pasat tenggara. Kemudian angin
tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang
berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan. Hujan orografis, yaitu hujan
yang terjadi keren angin yang menagandung uap air bergerak horizontal. Angin
tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi
kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan. Hujan frontal, yaitu hujan
yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang
panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut sebagai bidang front
karena lebih berat massa udara dingin lebih berada dibawah. Di sekitar bidang
front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.hujan muson
atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjai karena angun musim (angin muson).
Penyebab terjadinya angin muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan
matahari antara garis balik utara dan garis balik selatan. Di Indonesia, hujan
muson terjadi bulan oktober sampai april. Sementara di kawasan asia timur
terjadi bulan mei sampai agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya
musim penghujan dan musim kemarau.
Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya: huajn gerimis/drizzle, diameter
butirannya kurang dari 0,5mm. Hujan salju terdiri dari Kristal-kristal es yang
suhunya berada dibawah 0o celsisus. Hujan batu es, curahan batu es yang turun
dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0o celsisus. Hujan
deras/rain,curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0o celsisus
dengan diemeter 7mm.
B.Tujuan
Tujuan dari praktium ini adalah untuk mengetahui curah hujan di suatu daerah
dan mengetahui cara penggunaan alat pengukur curah hujan.
II.TIJAUAN PUSTAKA
Hidrologi
adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, terjadinya peredaran dan
agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya,
termasuk hubungannya dengan makhluk hidup (internatial Glossary of hidrology,
1974) [EsinSeyhan,1990]. Karena perkembangan yang ada maka ilmu hidrologi telah
berkembang menjadi ilmu yang mempelajari siklus air. Jadi dapat dikatakan,
hidrologi adalah ilmu yang mempelajari: presipitsai (precipitation), evaporasi
(evaporation), aliran permukaan (surface stream flow), dan air tanah (groun
water).
Pada
prisipnya, jumlah air di ala mini tetap dan mengikuti suatu aliran yang
dinamakan “siklus hidrologi”. Siklus hidrologi adalah suatu proses yang
berkaitan, dimana air diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat dan
kembali lagi ke laut.
Hujan
jatuh ke bumi baik langsung maupun melalui media misalnya ,elalui tanaman
(vegetasi). Di bumi air mengalir dan bergerak dengan berbagai cara. Pada
retensi (tempat penyimpanan) air akan menetap untuk beberapa waktu. Retensi
dapat berupa retensi alam seperti daerah-daerah cekungan,danau tempat-tempat
yang rendah,dll. Maupun reteni buatan seperti tampungan, sumur, embung,
waduk,dll.
Secara
gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah,
sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut.aliran ini disebut
aliran permukaan tanah karena bergerak di atas permukaan tanah. Aliran ini
biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke system
jaringan sungai, system danau atau waduk. Dalam system sungai aliran mengalir
mulai dari sistem sungai kecik ke system sungai besar dan akhirnya menuju mulut
sungai atau sering disebut estuary yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.
Air hujan
sebagian mengalir meresap ke dalam kedalam tanah atau yang sering disebut
dengan infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan yang jatuh ke bumi
sebagian menguap (evaporasi dan transpirasi) dan membentuk uap air. Sebagian
lagi mengalir masuk kedalam tanah (infiltrasi, perkolasi, kapiler). Air tanah
adalah air yang bergerak didalam tanah yang terdapat didalam ruang-ruang antara
butir-butir tanah dan di dalam retak-retak dari batuan. Dahulu disebut air
lapisan dan yang terakhir disebut air celah (fissure water). Aliran air tanah
dapat dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah antara dan aliran
dasar (base flow). Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran yang
mengisi system jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau,
ketika hujan tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu system sungai
tertentu aliran masih tetap dan kontinyu. Sebagian air yang tersimpan sebagai
air tanah (groundwater) yang akan keluar ke permukaan tanah sebagai limpasan
permukaan (surface runoff) yang terkumpul di sungai yang akhirnya akan mengalir
ke laut kembali terjadi penguapan dan begitu seterusnya mengikuti siklus
hidrologi. (Anonim,2011)
Penyimpanan air tanah
besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat dan waktu. Kondisi tata guna
lahan juga berpengaruh terhadap tampungan air tanah, misalnya lahan hutan yang
beralih fungsi menjadi daerah pemukiman dan curah hujan daerah tersebut.
Sebagai permulaan dari simulasi herus ditentukan penyimpangan awal (initial
storage).
Hujan jatuh ke bumi baik
secara langsung maupun melalui media misalnya melalui tanaman (vegetasi), masuk
ke tanah begitu juga hujan yang terinfiltrasi. Sedangkan air yang tidak
terinfiltrasi yang merupakan limpasan mengalir ke tempat yang lebih rendah,
mengalir ke danau dan tertampung. Dan hujan yang langsung jatuh di atas sebuah
danau (reservoir) air hujan (presipitasi) yang langsung jatuh di atas danau
menjadi tampungan langsung. Air yang tertahan di danau akan mengalir melalui
system jaringan sungai, permukaan tanah (akibat debit banjir) dan merembes
melalui tanah. Dalam hal ini air yang tertampung di danau adalah inflow
sedangkan yang mengalir atau merembes adalah outflow.
Kebutuhan air tanaman (crop
water requirement) didefinisikan sebagai banyaknya air yang hilang dari areal
pertanaman setiap satuan luas dan satuan waktu, yang digunakan untuk
pertumbuhan, perkembangan (transpirasi) dan dievaporasikan dari permukaan tanah
dan tanaman. Kebutuhan air tanaman adalah transporasi. Evapotranspirasi
dipengaruhi oleh kadar kelembaban tanah, suhu udara, cahaya matahari, dan
angin. Evapotranspirasi dapat ditentukan dengan cara, yaitu (1) menghitung
jumlah air yang hilang dari tanah dalam jangka waktu tertentu, (2) menggunakan
factor-faktor iklim yang mempengaruhi evapotranspirasi, (3) menggunakan
Iysimeter (Hasan Basri Jumin, 2002).
Kedua alat penakar hujan otomatis diletakkan pada tempat
terbuka. Jarak antara penakar hujan
150 meter dari tempat penelitian. Kedua tipping bucket berada pada ketinggian
15 meter dari permukaan tanah. Tipping bucket dihubungkan dengan sebuah data
logger (Delta-T Devices Ltd.,Cambridge,UK) dengan interval 5 menit untuk
mendapatkan data secara terus menerus. Sebuah corong dan jerigen berukuran 65
Liter ditempatkan pada daerah yang terbuka, dengan ketinggian 1 meter diatas
permukaan tanah, dan bersudut tidak lebih dari 45 derajat dari tajuk pada plot
penelitian. Untuk setiap kejadian hujan, pencatatan dilakukan setiap hari dari
pukul 08.00 pagi hingga selesai. Apabila pada pukul tersebut masih terjadi
hujan, maka pencatatan dilakukan setelah hujan benar-benar berhenti (Anonim,
2010)
Pada alat penakar manual, untuk mendapatkan data curah hujan dalam
satuan milimeter, dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan curah
hujan kotor (Pg). Intersepsi diperkirakan dari hasil pengukuran hujan di tempat
yang terbuka ( Gross Presipitation / Pg ), Air lolos ( Troughfall / Tf ), dan
Aliran Batang ( Steamflow / Sf ). Selisih antara curah hujan di tempat terbuka,
air lolos, dan aliran batang merupakan besaran intersepsi hujan ( Ic ).
Pemilihan vegetasi yang digunakan untuk mengukur aliran batang pada plot
penelitian berdasarkan kelas diameter batang pohon. Pemilihan tersebut
berdasarkan diameter pohon diatas 10 cm (Anonim, 2008)
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah
dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain
gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang
jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah
bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis
pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan
peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari
atmosfer ke permukaan bumi (Handoko, 2003).
Hujan
yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung yaitu
melalui vegetasi atau media lainnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari
tempat tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik di
permukaan tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut (Anonim,2011).
Peranan
air dalam kehidupan sngat besar. Mekanisme kompleks kehidupan tidak mungkin
berfungsi tanpa kehadiran air. Bagian terbesar bumi dan makhluk hidup juga
terdiri air. Air yang berasal dari hujan merpakan fenomena alam yang paling
penting bagi terjadinya kehidupan di bumi. Butiran hujan selain membawa molekul
air juga membawa materi yang penting bagi kehidupan seperti pupuk bagi
tumbuhan. Mesikpun air hujan sangat penting bagi kehidupan. Namun, di pihak
lain Indonesia belum mampu mengamati fenomena banyaknya curah hujan yang
terjadi pada suatu tempat secara otomatis dan tercatat pada database. Akibatnya
data curah hujan tidak dapat di manfaatkan. (Anonim,2011)
II.a. Sifat Hujan
Sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama
satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu
tempat. Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:
1. Atas normal (A)
Jika
nilai perbandingan terhadap rata-rata lebih besar dari 115%.
2. Normal (N)
Jika
nilai perbandingan terhadap rata-rata antara 85%-115%.
3. Bawah normal (BN)
Jika
nilai perbandingan terhadap rata-rata kurang dari 85%.(Anonim,2011)
II.b. Normal curah hujan
1.
Rata-rata Curah Hujan
Bulanan
Rata-rata Curah Hujan Bulanan adalah nilai
rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
2.
Normal Curah Hujan Bulanan
Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai
rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
3.
Standar Normal Curah Hujan
Bulanan
Standar Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai
rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun, dimulai
dari tahun 1901 s/d 1930, 1931 s/d 1960, 1961 s/d 1990 dan seterusnya.
Curah
hujan di hitung harian, mingguan, hingga tahunan, sesuai dengan kebuuhan.
Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi, serta pengendalian banjir
selalu menggunakan data curah hujan ini, untuk mengetahui berapa jumlah hujan
yang pernah terjadi di suau tempat, sebagai perkiraan pembuatan besarnya
saluran atau sarana pendukung lainnya saat hujan sebesar itu akan datang lagi
dimasa mendatang(Bocah,2008).
Alat
pengukur curah hujan merupakan alat untuk mengukur curah hujan yang terjadi
pada suatu daerah baik pedesaan, kecamatan, atau provinsi mengacu pada WMO
(World Meterological Organization). Dengan adanya alat pengukur curah hujan
dapat diketahui banyaknya curah hujan yang terjadi setiap waktu. Data curah
hujan dihasilkan otomatis dari alat pengukur curah hujan disimpan secara
real-time dengan menggunakan aplikasi berbasis open-source seperti java dan
system operasi IGOS (Edi Tanoe,2011)
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan di Balai Agro Techno Park (ATP) pada tanggal 27 Mei-28 Mei
2011 dari pukul 17.00 sampai dengan pukul 12.00.
B.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
pada praktikum curah hujan adalah alat pengukur curah hujan tipe observatorium.
C.
Cara Kerja
1.
Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu
setempat, atau jam-jam tertentu.
2. Buka kunci gembok dan
letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya
tertampung dalam gelas penakar.
3. Jika curah hujan
diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm. kran ditutup dahulu,
lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak
penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
4. Untuk menghindarkan
kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat
pada dasar meniskusnya.
5. Bila dasar meniskus
tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar
meniskus tadi.
6. Bila dasar meniskus
tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka
yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm.
7. Untuk pembacaan
setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm.
8. Untuk pembacaan lebih
kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan
sebagai hari hujan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Jam
|
Kelembaban
Nisbi
|
KR%
|
|
Suhu
BK
|
Suhu
BB
|
||
17.00
|
30,03
|
28,9
|
91%
|
17.30
|
29,2
|
28,4
|
98%
|
18.00
|
-
|
-
|
-
|
06.00
|
25
|
25
|
100%
|
06.30
|
25,1
|
25
|
100%
|
07.00
|
26
|
24,9
|
100%
|
07.30
|
26,1
|
24,3
|
86%
|
08.00
|
28
|
25,3
|
95%
|
08.30
|
27
|
26,8
|
91%
|
09.00
|
27,2
|
28,3
|
-
|
09.30
|
28,3
|
27,2
|
100%
|
10.00
|
29,9
|
28,2
|
87%
|
10.30
|
30,2
|
28,6
|
87%
|
11.00
|
31
|
29,1
|
87%
|
11.30
|
33
|
28
|
63%
|
12.00
|
32
|
29
|
76%
|
b. Pembahasan
Hujan merupakan satu bentuk
presipitasi yang
berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut).
Hujan terbentuk apabila titik air
yang terpisah jatuh ke bumi
dari awan. Tidak semua air
hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui
udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.
Hujan memainkan peranan
penting dalam siklus hidrologi.
Lembaban dari laut menguap, berubah
menjadi awan, terkumpul
menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk
mengulangi daur ulang itu semula.
Air hujan sering
digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut
di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan
yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan
yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih
cepat berbanding air hujan yang lebih kecil.
Pada praktikum kali ini kami melakukan
pengamatan di ATP yang berada di gelumbang. Pada pengamatan curah hujan hari
pertama tidak terjadi hujan. Pengamatan pun dilanjutkan pada pagi hari tanggal
28 Mei 2011 pada pukul 06.00 terjadi hujan setelah di ukur di dapatkan hasil
21,4 mm.
Hujan jatuh ke bumi baik
secara langsung maupun melalui media misalnya melalui tanaman (vegetasi), masuk
ke tanah begitu juga hujan yang terinfiltrasi. Sedangkan air yang tidak
terinfiltrasi yang merupakan limpasan mengalir ke tempat yang lebih rendah,
mengalir ke danau dan tertampung. Dan hujan yang langsung jatuh di atas sebuah
danau (reservoir) air hujan (presipitasi) yang langsung jatuh di atas danau
menjadi tampungan langsung. Air yang tertahan di danau akan mengalir melalui
system jaringan sungai, permukaan tanah (akibat debit banjir) dan merembes
melalui tanah. Dalam hal ini air yang tertampung di danau adalah inflow
sedangkan yang mengalir atau merembes adalah outflow.
Kebutuhan air tanaman (crop
water requirement) didefinisikan sebagai banyaknya air yang hilang dari areal
pertanaman setiap satuan luas dan satuan waktu, yang digunakan untuk
pertumbuhan, perkembangan (transpirasi) dan dievaporasikan dari permukaan tanah
dan tanaman. Kebutuhan air tanaman adalah transporasi. Evapotranspirasi
dipengaruhi oleh kadar kelembaban tanah, suhu udara, cahaya matahari, dan
angin. Evapotranspirasi dapat ditentukan dengan cara, yaitu (1) menghitung
jumlah air yang hilang dari tanah dalam jangka waktu tertentu, (2) menggunakan
factor-faktor iklim yang mempengaruhi evapotranspirasi, (3) menggunakan
Iysimeter.
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah
dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain
gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang
jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah
bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis
pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan
peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari
atmosfer ke permukaan bumi.
Hujan
yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung yaitu
melalui vegetasi atau media lainnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari
tempat tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik di
permukaan tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut.
Peranan
air dalam kehidupan sngat besar. Mekanisme kompleks kehidupan tidak mungkin
berfungsi tanpa kehadiran air. Bagian terbesar bumi dan makhluk hidup juga
terdiri air. Air yang berasal dari hujan merpakan fenomena alam yang paling
penting bagi terjadinya kehidupan di bumi. Butiran hujan selain membawa molekul
air juga membawa materi yang penting bagi kehidupan seperti pupuk bagi
tumbuhan. Mesikpun air hujan sangat penting bagi kehidupan. Namun, di pihak
lain Indonesia belum mampu mengamati fenomena banyaknya curah hujan yang terjadi
pada suatu tempat secara otomatis dan tercatat pada database. Akibatnya data
curah hujan tidak dapat di manfaatkan.
Sifat
hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu
bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:
1. Atas normal (A)
Jika
nilai perbandingan terhadap rata-rata lebih besar dari 115%.
2. Normal (N)
Jika
nilai perbandingan terhadap rata-rata antara 85%-115%.
3. Bawah normal (BN)
Jika
nilai perbandingan terhadap rata-rata kurang dari 85%.(Anonim,2011)
Normal curah hujan
1.
Rata-rata Curah Hujan
Bulanan
Rata-rata Curah Hujan Bulanan adalah nilai
rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
2.
Normal Curah Hujan Bulanan
Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai
rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
V. KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu
2. besarnya curah hujan
yang dihasilkan setiap harinya tidak dapat dipastikan, kadang naik dan bisa
juga turun. Ini semua tergantung pada evaporasi yang terjadi,kelembaban suatu
daerah, tiupan angin,letak daerah tersebut dan faktor-faktor lainnya.
3. Semakin
banyak panas yang diterima maka semakin tinggi evaporasi yang dihasilakan dan
begitu juga sebaliknya. Ini semua dipengaruhi oleh besar kecilnya
pengaruh penyinaran matahari yang diterima,sehingga ikut mempengaruhi jumlah
penguapan yang dihasilkan.
4. Berarti
hubungan antara curah hujan dan evaporasi berbanding berbanding terbalik dimana
jika evaporasinya besar mak curah hujannya kecil begitu juga sebaliknya
sehingga terbukti bahwa dalam waktu satu minggu terjadi defisit air, yaitu
nilai evaporasinya lebih tinggi dibanding curah hujan.
5. Sifat
hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu
bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat
B.
Saran
Dalam praktikum, diharapkan para
praktikan selalu memperhatikan asisten yang sedang menjelaskan alat-alat
dan cara kerja dari alat-alat tersebut sehinga para praktikan dapat dengan
mudah melakukan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi
Marjuki,. (1993). Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga.
Handoko,
2003, Klimatologi Dasar, Bogor: FMIPA-IPB.
Ismail,
Gazali, 1989, Ekologi Tumbuhan dan Tanaman Pertanian. Padang: Angkasa
Raya.
Jumin,
Hasan Basri, 2002, Dasar-Dasar Agronomi, Jakarta: PT. Rajagrafindo.
tanggal 28 April 2011.
Anonim, 2008. Curah Hujan , www.wikipedia/hujan.menlh.go.id. Diakses pada
tanggal 28 April 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar